Renita Sukardi Meninggal, Mengapa Kanker Payudara Bisa Mematikan?

Renita Sukardi Meninggal, Mengapa Kanker Payudara Bisa Mematikan?

Nurvita Indarini - detikHealth
Senin, 10 Apr 2017 11:55 WIB
Renita Sukardi Meninggal, Mengapa Kanker Payudara Bisa Mematikan?
Renita Sukardi (baju hijau ) Foto: instagram
Jakarta - Pemain sinetron Renita Sukardi meninggal dunia karena kanker payudara. Mengapa kanker payudara bisa mematikan? Lalu bagaimana cara menghindarinya?

Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Linda Amalia Sari Gumelar, beberapa waktu lalu mengatakan kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan tahun 2016 menyebut angka kematiannya mencapai 21,5 per 100 ribu.


Kanker payudara sering juga disebut sillent killer, lantaran di stadium awal sering kali tidak bergejala. Inilah yang menyebabkan kanker payudara baru ketahuan setelah stadiumnya berlanjut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hampir semua kanker payudara pada stadium awal tidak memiliki gejala sama sekali. Justru saat ada benjolan di payudara dan adanya cairan keluar dari puting itu merupakan gejala stadium lanjut, makannya kadang kanker payudara dinamakan silent killer," tutur dr Doddy Permadi Aryawan, SpOk, dokter spesialis okupasi dari Graha Medika, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Kanker Payudara, The Silent Killer Pembunuh Wanita di Indonesia

Permasalah lain menurut Linda adalah belum meratanya informasi tentang pentingnya deteksi dini kanker payudara melalui SADARI. Ia pun mengaku baru tahu informasi semacam itu setelah dirinya terkena kanker.

"Masih ada stigma bahwa kanker itu identik dengan mati. Ini juga menjadi permasalahan sehingga orang itu nggak mau periksa, karena pertama dia nggak siap, kedua kanker ujungnya mati. Seharusnya dibuat positif sehingga orang mau berobat dan memeriksakan diri secara tepat pada saat ia merasa sesuatu pada saat SADARI itu," tegas Linda.

Mengapa kanker payudara bisa mematikan? Seturut penjelasan dr Doddy, ini karena kanker payudara rentan menyebar ke kelenjar getah bening. Padahal kelenjar getah bening merupakan salah satu organ utama dalam sistem pertahanan tubuh dan memiliki banyak kaitan dengan organ tubuh yang lain.

Ilustrasi kanker payudaraIlustrasi kanker payudara Foto: Thinkstock
Nah, dalam stadium lanjut, sel kanker mengganas dengan menyebar ke organ lainnya. Jika sel kanker sudah memasuki sistem limfatik, maka akan lebih cepat bergerak ke organ lain. "Modelnya seperti kabel yang menghubungkan organ dari atas sampai bawah, dan itu artinya kanker payudara harus diwaspadai ya," pesan dr Doddy.

Pada pasien kanker payudara, pemberian penanganan atau terapi harus sesuai dengan diagnosis stadium, karakteristik dan sel kankernya. dr Bob Andinata SpB(K) Onk dari RS Kanker Dharmais Jakarta beberapa waktu lalu menjelaskan persentase harapan hidup pasien payudara stadium satu dalam waktu lima tahun setelah menjalani perawatan tepat diperkirakan bisa mencapai 100 persen.

"Hampir 100 persen itu ibaratnya tahun ini pasien kanker yang datang 10 orang, maka lima tahun lagi mungkin 10 orang itu masih hidup atau kalau tidak tinggal sisa sembilan," kata dr Bob kala itu.

Sedangkan pada stadium dua pasien diperkirakan memiliki persentase harapan hidup sebanyak 80-90 persen. Stadium tiga diperkirakan memiliki persentase 50-60 persen, dan pasien stadium empat diperkirakan persentase harapan hidupnya 10-20 persen.

Kanker payudara memang penyakit serius yang butuh penanganan dan ketelatenan pengobatan. Meski kanker payudara mematikan, namun kata Linda Gumelar, jangan sampai diagnosis kanker payudara lantas membuat pasien merasa identik dengan 'akan segera mati'.

"Masih ada stigma bahwa kanker itu identik dengan mati. Ini juga menjadi permasalahan sehingga orang itu nggak mau periksa, karena pertama dia nggak siap, kedua kanker ujungnya mati. Seharusnya dibuat positif sehingga orang mau berobat dan memeriksakan diri secara tepat pada saat ia merasa sesuatu pada saat Sadari (periksa payudara sendiri) itu," tegas Linda yang merupakan survivor kanker payudara.

Baca juga: 5 Tips Cegah Kanker Payudara Seperti Dialami Pesinetron Renita Sukardi (vit/up)

Berita Terkait