Mengapa demikian? Menurut para ahli karena memang hidup di perkotaan secara umum lebih tinggi tantangan sosial ekonominya dibandingkan dengan hidup di desa. Masyarakat yang hidup di kota selalu dituntut untuk bersaing.
Pengamat ekonomi Imaduddin Abdullah dari Universitas Indonesia mengatakan bahwa karena berbagai persaingan tersebut, biaya hidup di kota menjadi tinggi. Sementara itu belum tentu semua penduduk memiliki ketrampilan yang sesuai untuk mengisi lapangan pekerjaan yang terbatas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Hidup di Kota Besar Buruk Buat Kesehatan Mental
Belum lagi karena aktivitas yang sibuk, masyarakat di kota umumnya lebih sedikit mendapat waktu untuk tidur. Nah jam tidur yang kurang atau berantakan dilihat oleh berbagai studi terbukti menjadi salah satu faktor kerentanan terhadap stres.
Psikolog Liza Marielly Djaprie dari Sanatorium Dharmawangsa mengatakan dalam jangka waktu lama stres karena berbagai faktor tersebut bisa meningkatkan risiko kondisi kronis seperti diabetes, penyakit jantung, atau kolesterol tinggi. Itu lah mengapa beberapa penyakit tidak menular ada kecenderungan lebih banyak terjadi pada penduduk perkotaan.
"Kalau sudah stres reaksi tiap orang beda-beda ada yang jadi banyak makan, enggak bisa tidur, atau malah banyak tidur. Penandanya itu ketika stres ada perubahan pola hidup yang drastis. Itu harus diperhatikan," ungkap Liza.
Baca juga: 4 Cara Usir Stres Bagi Masyarakat Perkotaan (fds/up)











































