Baru-baru ini, studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Oncology menegaskan bahwa prosedur vasektomi adalah prosedur yang aman. Untuk studi ini, peneliti mengamati 84.000 pria selama 15 tahun. Hasilnya, ditemukan tidak ada risiko tinggi pria mengalami kanker prostat, kanker prostat stadium lanjut, atau meninggal karena kanker prostat pasca dilakukan vasektomi.
"Hanya ada sedikit penambahan jumlah terdeteksinya tumor intermediate rendah. Tetapi, itu kemungkinan karena pria yang menjalani vasektomi umumnya juga melakukan prostate-specific antigen (PSA) untuk deteksi dini kanker prostat," ujar salah satu peneliti dalam laporannya, dikutip dari Men's Health.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Vasektomi Justru Bikin Pria Makin Semangat Saat Bercinta
"Tidak ada alasan biologi bahwa ada kaitan vasektomi dengan risiko kanker prostat. Penelitian sebelumnya juga memastikan bahwa prosedur ini tidak terkait dengan respons imun atau perubahan sel yang menyebabkan perubahan mekanisme biologis yang berkaitan dengan risiko kanker," tambah para peneliti.
Kepada detikHealth beberapa waktu lalu, dr Andri Wanananda MS menjelaskan vasektomi adalah salah satu metode kontrasepsi paling efektif dengan angka kegagalan kurang dari 0,1 - 0,15 persen pada tahun pertama pasca tindakan. Metode ini dilakukan dengan operasi kecil pada 'Vas deferens' yang berfungsi sebagai saluran transportasi spermatozoa, di mana vas deferens dipotong dan disumbat.
Setelah operasi minor ini, spermatozoa akan terbendung pada ujung Vas deferens sisi buah zakar (testis) di mana spermatozoa diproduksi. Karena vasektomi tidak memengaruhi fungsi kelenjar-kelenjar asesoris yang menghasilkan cairan semen (cairan sperma), maka cairan semen tetap keluar saat pria yang sudah divasektomi ejakulasi saat orgasme.
"Tapi, cairan yang dikeluarkan saat ejakulasi tidak mengandung sel spermatozoa," ujar dr Andri.
Baca juga: Kisah Pria yang Sudah Vasektomi Tularkan Zika pada Istrinya
(rdn/up)











































