Menanggapi hal ini, psikolog seks dan perkawinan, Wulan Ayu Ramadhani, M Psi mengatakan, berselingkuh sebelum menikah bisa diartikan dua hal. Pertama pasangan akan kesulitan menjaga komitmen setelah menikah nantinya. Dan yang kedua, justru pasangan belajar untuk lebih bisa menjaga komitmen dan tidak akan melakukannya saat menikah kelak.
"Yang perlu dilakukan sekarang adalah bagaimana keduanya saling belajar dari perselingkuhan yang telah terjadi. Tidak jarang perselingkuhan bisa membuat permasalahan dan kebutuhan-kebutuhan yang sebelumnya tidak disadari malah bisa dibahas, dipelajari dan ditindaklanjuti," kata Wulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tambah Wulan, jika masih tertanam rasa sakit hati pada diri, kemungkinan Anda akan mengalami perubahan perilaku yang justru akan merepotkan diri Anda sendiri. Misal, tetap curiga dan malas mencintai sepenuh hati karena 'takut' dikhianti lagi. Jika tetap berperilaku seperti itu pada pasangan, tentu pasangan akan merasa sakit hati karena usaha untuk berubah dan memperbaiki diri tidak dihargai.
"Hal-hal tersebut biasanya akan membuat pasangan merasa tidak dipercaya, dan kita sendiri akan kehabisan energi untuk curiga dan menambah permasalahan keduanya," ucap pemilik Twitter @wulanayur
Menurut Wulan, jika ikhlas memaafkan dan pasangan memiliki komitmen untuk tidak mengulangi, maka kesempatan untuk membangun rumah tangga yang bahagia menjadi lebih besar. Namun jika kenyataannya masih sulit untuk menerima, sebaiknya pertimbangkan kembali rencana pernikahan tersebut atau lakukan konseling pranikah. Jika pada akhirnya memutuskan untuk tetap menikah, tidak ada salahnya juga untuk tetap melakukan konsultasi.
"Paling tidak, keduanya dapat memetakan permasalahan yang ada dalam hubungan, potensi konflik saat menikah, serta bagaimana mengatasinya. Semakin cepat ditangani, semakin besar juga kesempatan untuk menikmati kehidupan pernikahan yang bahagia," tandas Wulan.
Baca juga: Menghindari Konflik Menjelang Pernikahan (hrn/up)











































