International Olympics Committee (IOC) meminta hal tersebut agar tercipta lingkungan sehat yang baik untuk persaingan olahraga. Aturan serupa telah diterapkan oleh negara-negara penyelenggara sebelumnya sehingga bila Jepang gagal maka ia berisiko menjadi negara penyelenggara yang buruk di mata dunia.
Baca juga: Cerita Bupati Kulonprogo Wujudkan Kawasan Tanpa Rokok di Daerahnya
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Naomi Tokashiki dari partai penguasa pemerintah Liberal Democratic mengatakan peraturan yang sudah direvisi juga masih terlalu ketat. Ia mengakui bahwa memang penting melindungi perokok pasif namun sikap orang Jepang yang baik dan sopan seharusnya sudah cukup.
"Saya pikir orang Jepang itu benar-benar pengertian terhadap orang lain... Lebih penting bagi kita untuk percaya rakyat daripada mengenalkan peraturan yang sangat menekan," ungkap Naomi seperti dikutip dari Reuters, Selasa (2/5/2017).
Otoritas kesehatan Jepang tak setuju dengan argumen tersebut merujuk data sekitar 15 ribu kematian pertahun akibat rokok pasif.
"Ini bukan masalah adab perilaku, kita sedang melihat dampaknya terhadap kesehatan. Selama ini kita sudah memperbolehkan orang-orang bebas, tapi situasinya sudah berubah. Perlu ada sesuatu yang lebih," ujar salah satu petugas kesehatan yang tak mau namanya disebut.
Baca juga: Cerita Ibu Lindungi Anaknya dari Asap Rokok Ini Jadi Viral (fds/vit)











































