Studi oleh para peneliti University of Pretoria menemukan bahwa dari 240 sampel pelari di dua acara maraton, ada sekitar dua persen pelari sehat yang sehat tidak sampai garis akhir. Angka tersebut meningkat menjadi delapan persen pada kelompok pelari yang didiagnosis dengan penyakit sistemik.
Baca juga: Dalam Dua Hari, Gangguan Ginjal Akut Akibat Maraton Bisa Sembuh Sendiri
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti senior dr Martin Schwellnus mengatakan bahwa studi ini memberikan bukti bagaimana kondisi kesehatan yang terganggu sedikit pun akan memengaruhi performa. Oleh karena itu mereka yang mengeluh memiliki gejala sistemik seperti demam, nyeri otot dan sendi, serta muntah-muntah sebaiknya istirahat.
"Pelari tanpa gejala sistemik hanya gejala lokal saja seperti hidung mampet atau meler boleh ikut lomba. Hanya bersiap untuk menghentikannya bila gejala semakin parah atau muncul gejala baru," kata dr Martin dikutip dari Reuters, Kamis (11/5/2017).
dr Martin mengatakan gejala yang patut diwaspadai untuk seseorang pelari adalah napas yang terasa semakin sulit, pusing, nyeri dada, hingga detak jantung terasa cepat. Bila sudah demikian maka segera hentikan dan cari pertolongan karena bisa berkembang menjadi komplikasi serius.
"Penyakit akut dapat memengaruhi beberapa sistem fisiologis ketika kita berolahraga, dan yang lebih penting lagi bisa juga berujung pada komplikasi medis," ungkap dr Martin.
Baca juga: Bermula Dehidrasi Parah, Pria Ini Alami Kerusakan Otak
(fds/vit)











































