Agar Pradiabetes Tak Jadi Diabetes, Kuncinya di Pola Hidup

Agar Pradiabetes Tak Jadi Diabetes, Kuncinya di Pola Hidup

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Sabtu, 13 Mei 2017 18:00 WIB
Agar Pradiabetes Tak Jadi Diabetes, Kuncinya di Pola Hidup
Foto: Ilustrasi mengecek gula darah/iStock
Jakarta - Memiliki gejala pradiabetes membuat risiko mengidap diabetes di kemudian hari meningkat pesat. Namun bukan berarti semua orang yang memiliki gejala pradiabetes pasti mengidap diabetes melitus.

Pakar diabetes dr Roy Panusunan Sibarani, SpPD-KEMD, mengatakan sekitar 37 persen orang yang memiliki gejala prediabetes bisa kembali hidup sehat normal. Syaratnya adalah dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat sekarang juga.

"Prediabetes bukan penyakit, tapi kayak sirene pemadam kebakaran yang menandakan ada api nih, harus dipadamkan segera. Pradiabetes itu tanda tubuh sudah memberikan peringatan buat kita," tutur dr Roy, dalam seminar wellness diabetes oleh Laboratorium Klinik Prodia di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pradiabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah cukup tinggi, berkisar antara 101 - 125 mg/dl, dan terjadi secara konsisten meskipun belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes melitus. Data International Diabetes Federation menyebut pada tahun 2030, akan ada 398 penduduk dunia yang mengalami diabetes.

Baca juga: Perhatikan, Ini 4 Tanda Awal Prediabetes yang Harus Diwaspadai

dr Roy mengatakan pradiabetes rentan menyerang mereka yang berbadan gemuk, malas olahraga dan banyak makan. Oleh karena itu, perubahan pola hidup menjadi lebih sehat harus dilakukan. Caranya tentu saja dengan menerapkan diet sehat dan rutin berolahraga.

"Kalau olahraga 5 hari seminggu 30 menit saja, dalam waktu enam bulan sampai satu tahun bisa kembali normal. Balik lagi ke diri kita masing-masing, mau berubah atau nggak," tambahnya.

Dijelaskan dr Roy, sebagian ahli diabetes sudah ada yang merekomendasikan pengobatan obat bagi pasien yang menunjukkan gejala pradiabetes. Namun hal ini pun masih menjadi perdebatan, karena tidak semua ahli menyetujui penggunaan obat bagi pasien yang belum terdiagnosis diabetes.

"Ada yang memang diresepkan obat. Tapi kalau menurut saya kan namanya saja prediabetes, ada 'pre-nya' jadi sebelum diabetes. Lebih baik mengembalikannya ke keadaan sehat dengan mengubah pola hidup deh," tutupnya.

Baca juga: Berat Badan Normal Bukan Jaminan Bebas dari Bahaya Diabetes Tipe 2

(mrs/vit)

Berita Terkait