Nah terkait hal tersebut belakangan ada pria di Brazil yang meninggal dunia setelah digigit oleh salah satu spesies kelelawar vampir bernama Diphylla ecaudata. Kelelawar ini diketahui memang menyukai darah manusia, berbeda dari jenis kelelawar vampir lain yang lebih memilih darah hewan.
Baca juga: 7 Kisah Manusia Vampir Sesungguhnya, Masih Hidup Tapi Harus Minum Darah
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di satu gang pusat sejarah saja, 10 orang dilaporkan telah digigit," kata Edson Ribeiro dari Departemen Kesehatan Bahia.
Ahli penyakit infeksi dr Amesh Adalja dari Johns Hopkins Center for Health Security menjelaskan rabies berbahaya karena bisa merusak sistem saraf pusat. Ketika seseorang digigit kelelawar vampir yang terinfeksi virus akan berjalan menyusuri sistem saraf hingga pada akhirnya masuk ke otak.
Begitu sampai di otak rabies akan memicu inflamasi sehingga membuat komunikasi antar sel terganggu. Dampaknya seorang pasien bisa mengalami hal seperti perubahan kepribadian, mudah marah, mengigau, hingga mengembangkan ketakutan terhadap air dan sensitivitas terhadap cahaya.
Saat inflamasi semakin parah membuat otak bengkak pasien dapat mengalami kejang-kejang, koma, lalu meninggal dunia.
Menurut dr Amesh yang membuat Rabies mengerikan adalah karena begitu gejala muncul tidak ada obatnya. Salah satu cara agar tidak menjadi korban adalah dengan mendapatkan vaksin rabies secepat mungking setelah digigit oleh hewan.
Baca juga: Kelelawar Penghisap Darah Manusia Sebarkan Rabies (fds/up)











































