Deteksi Dini Kanker Serviks, Siapa Saja yang 'Wajib' Melakukannya?

Deteksi Dini Kanker Serviks, Siapa Saja yang 'Wajib' Melakukannya?

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Sabtu, 10 Jun 2017 20:12 WIB
Deteksi Dini Kanker Serviks, Siapa Saja yang Wajib Melakukannya?
Jupe meninggal setelah bergelut dengan kanker serviks (Foto: Instagram/juliaperrezz)
Jakarta - Kanker serviks yang merenggut nyawa Julia Perez alias Jupe bisa menjangkiti siapa saja. Deteksi dini diperlukan untuk mencegah kematian akibat penanganan yang terlambat.

"Semua perempuan yang secara seksual sudah aktif, harus melakukan deteksi dini," pesan Dr Nurdadi Saleh, SpOG dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) saat dihubungi detikHealth, Sabtu (10/6/2017).

Deteksi dini, menurut dr Nurdadi dilakukan antara lain dengan pulasan asam asetat. Beberapa orang menyebutnya IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat), yang sering diplesetkan menjadi 'Intip Vagina Anda'. Bisa juga dengan teknik lain yaitu papsmear.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dr Nurdadi, deteksi dini sebaiknya dilakukan setahun sekali. Semakin dini kanker serviks terdeteksi, maka peluang kesembuhan akan semakin besar. Celakanya, sebagian besar pengidap kanker serviks datang ketika sudah stadium lanjut.

Baca juga: Jupe Meninggal Dunia

Pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah dengan menghindari perilaku seks berisiko. Anjuran paling utama adalah setia dengan pasangan masing-masing, dan jika memang diperlukan maka proteksi menggunakan kondom bisa mengurangi risiko penularan HPV (Human Papilloma Virus) penyebab kanker serviks.

Tidak kalah pentingnya, dr Nurdadi mengingatkan bahwa infeksi HPV bisa dicegah dengan vaksinasi. Usia remaja paling ideal untuk vaksinasi, karena butuh waktu sekitar 5 tahun sejak penyuntikan hingga benar-benar terlindungi dari infeksi HPV.

Baca juga: Fakta-fakta tentang Kanker Serviks, Penyebab Jupe Meninggal

(up/up)

Berita Terkait