Dua Kasus Infeksi Zika Baru Dilaporkan Lagi di Singapura

Dua Kasus Infeksi Zika Baru Dilaporkan Lagi di Singapura

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Senin, 12 Jun 2017 07:35 WIB
Dua Kasus Infeksi Zika Baru Dilaporkan Lagi di Singapura
Bayi yang terpengaruh virus zika bisa lahir cacat. (Foto: Reuters/Nacho Doce)
Jakarta - Setelah sempat dilaporkan meredam, virus Zika nyatanya masih berkeliaran di sejumlah negara. Kabar terbaru datang dari otoritas di Singapura yang mengabarkan adanya dua kasus infeksi lokal, Jumat (9/6).

Dengan adanya laporan ini, maka kasus infeksi Zika baru di Singapura tahun ini berjumlah 8 kasus. Demikian seperti dilaporkan Reuters.

Menanggapi hal ini, National Environment Agency mengaku telah melakukan inspeksi sekaligus melakukan tindakan penyemprotan insektisida di sebagian titik di Singapura.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Warga diminta untuk tetap waspada dan berupaya membasmi habitat nyamuk di sekitar mereka karena meskipun gejalanya tidak terlihat atau ringan saja, kasus yang tidak terdiagnosis yang dibiarkan lama-lama akan memperluas persebaran virus ini," ungkap agensi tersebut dalam pernyataan mereka.

Kasus infeksi baru Zika di Singapura terakhir kali dilaporkan pada bulan Maret silam. Pada saat itu NEA mengabarkan bahwa itu adalah kasus pertama yang terjadi di tahun 2017 dan dipastikan ada dua kasus.

"Dua kasus ini adalah warga dari keluarga yang sama," ujar NEA.

Baca juga: Riset Baru: 50 Persen Bayi yang Kena Zika Dilaporkan Epilepsi

Sementara itu Centers for Disease Control and Prevention menyebut lima persen wanita hamil yang terinfeksi Zika di wilayah AS dan sekitarnya dipastikan melahirkan bayi dengan kecacatan lahir.

Laporan ini dianggap yang pertama membuktikan adanya risiko cacat lahir pada ibu hamil yang terkena virus Zika lewat transmisi lokal di AS dan sekitarnya. Untuk keperluan ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap 2.550 kasus wanita dengan kemungkinan infeksi virus Zika sampai melahirkan, keguguran atau bayinya lahir mati.

Ternyata 1.500-an partisipan dipastikan terinfeksi Zika. Sedangkan untuk bayinya, 8 persen bayi yang dilahirkan dari rahim ibu yang positif terinfeksi Zika di trimester pertama mengalami cacat lahir. Disusul 5 persen untuk bayi yang infeksinya terjadi di trimester kedua dan 4 persen di trimester ketiga.

Menurut Dr Anne Schuchat dari CDC, data ini menunjukkan bahwa kecacatan lahir yang berkaitan dengan Zika bisa terjadi ketika si ibu hamil terinfeksi di trimester berapapun.

Bentuk kecacatan lahirnya pun sangat beragam. "Ada yang kejang atau tidak memiliki kendali atas kaki tangan mereka sehingga mereka tidak leluasa menyentuh hal-hal di sekitar mereka. Ada juga yang mengalami kesulitan saat disusui, masalah saat menelan makanan. Pada beberapa kasus, bayinya menangis tanpa henti dan sulit ditenangkan," tambah Dr Schuchat.

Itulah sebabnya ibu hamil yang tidak memperlihatkan gejala infeksi juga masih bisa melahirkan dengan kecacatan lahir yang berkaitan dengan Zika.

Untuk itu satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan skrining, karena bisa saja yang bersangkutan tak sadar tergigit nyamuk atau melakukan kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi terlebih dahulu.

"Tes atau pemeriksaan pada ibu hamil di negara-negara yang dianggap endemis akan menjadi suatu rutinitas," katanya.

Baca juga: Infeksi Zika Sebabkan 1 dari 10 Anak Lahir dengan Kelainan Bawaan (lll/up)

Berita Terkait