Sementara itu di The Australian National University (ANU) para ilmuwan tengah menggarap suatu pengobatan baru untuk penyakit leukemia agresif yang efektivitasnya diklaim melebihi kemoterapi.
Ilmuwan dari The John Curtin School of Medical Research (JCSMR) di ANU, Dr Nadine Hein mengatakan bahwa para peneliti telah berhasil mengobati acute myeloid leukemia (AML) pada tikus dengan menggunakan pengobatan baru. AML adalah salah satu jenis kanker darah dan sumsum tulang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak hanya dapat mengurangi jumlah sel kanker, kita juga dapat mengurangi jumlah sel punca kanker yang cenderung terus berkembang dan tahan terhadap kemoterapi," kata Dr Hein.
Dr Hein juga menuturkan bahwa para peneliti menggunakan senyawa yang dinamakan CX-5461 untuk menargetkan proses pembuatan protein di dalam sel kanker.
"Kami bekerja untuk memberikan pengobatan yang akan menjadi alternatif pilihan selain kemoterapi," kata Dr Hein.
Sekitar 1.000 orang didiagnosis AML di Australia setiap tahunnya, dengan tingkat kematian yang tinggi dan hanya sekitar 30 persen yang bertahan dalam jangka panjang. Namun ahli hematologi dan dosen senior ANU, Canberra Dr. James D'Rozario mengatakan bahwa pengobatan kemoterapi untuk mengobati AML tidak berubah selama lebih dari 30 tahun.
"Pengobatan baru seperti CX-5461 dengan mekanisme tindakan yang lebih canggih sangat dibutuhkan untuk memperbaiki mengobati pasien penyakit ini," kata Dr. D'Rozario.
Baca juga: Ada Banyak Jenisnya, Kenali Leukemia yang Membunuh Suami Ririn Ekawati
(up/up)











































