Mahasiswa AS Otto Warmbier Meninggal Karena Kerusakan Otak Parah, Meningitis?

Mahasiswa AS Otto Warmbier Meninggal Karena Kerusakan Otak Parah, Meningitis?

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Rabu, 21 Jun 2017 18:01 WIB
Mahasiswa AS Otto Warmbier Meninggal Karena Kerusakan Otak Parah, Meningitis?
Foto: REUTERS/Kyodo
Jakarta - Mahasiswa asal Amerika Serikat, Otto Warmbier meninggal usai dibebaskan dari tahanan Korea Utara. Meninggalnya Warmbier dilaporkan karena kerusakan otak parah.

Tim dokter yang merawatnya menyatakan Warmbier 'kehilangan jaringan otak secara luas pada seluruh bagian otaknya'. Dia menghembuskan napas terakhir pada Senin (19/6) waktu setempat.

Dalam penjelasannya, Korut menyebut Warmbier mengalami botulisme, keracunan makanan yang dipicu bakteri clostridium botulinum. Namun tim dokter menyangkalnya, dengan menegaskan bahwa hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada gejala botulisme dalam sistem tubuh Warmbier.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: 6 Hari Usai Dibebaskan Korut, Mahasiswa AS Meninggal Dunia

Lalu, apa penyebab meninggalnya Warmbier bila bukan botulisme? Sejumlah spekulasi merebak. Salah satunya adalah infeksi meningitis yang diketahui memang bisa menyebabkan seseorang mengalami koma akibat kerusakan yang terjadi di otak.

Meningitis merupakan salah satu penyakit infeksi yang membuat terjadinya peradangan di otak dan tulang belakang. Penyakit ini tergolong langka dan disebabkan oleh infeksi parasit, bakteri atau jamur.

Baca juga: Korut Sebut Otto Warmbier Meninggal Akibat Botulisme, Apa Itu?

Gejala umum meningitis adalah nyeri otot dan sendi, demam dan bersin atau batuk, sangat mirip dengan influenza. Namun jika diperhatikan lebih jelas, orang dewasa yang mengidap meningitis biasanya juga mengalami kulit pucat, bibir biru serta leher yang terasa kaku. Pasien juga sering dilaporkan mengalami sensitivitas terhadap cahaya, sering mengantuk dan mudah merasa bingung.

WHO menyebut 50 persen pasien meningitis meninggal dunia. Hal ini bukan berarti meningitis tak bisa disembuhkan, namun lebih kepada terlambatnya penanganan akibat gejalanya yang mirip influenza.

Baca juga: Senator Senior AS: Otto Warmbier Dibunuh oleh Rezim Kim Jong-Un

Untuk kasus warmbier, memang belum jelas apa yang menyebabkan mahasiswa berusia 22 tahun itu meninggal. Namun dari pemeriksaan tim dokter, Warmbier masih memiliki kemampuan menggerakan mata sebelum meninggal.

"Dia memiliki gerakan mata spontan saat membuka dan berkedip. Namun, dia tidak menunjukkan isyarat memahami kata-kata, merespons instruksi verbal atau menyadari situasi sekelilingnya," terang dokter ahli neurologi, Daniel Kanter, yang merawat Warmbier.

"Dia tidak berbicara. Dia tidak menunjukkan pergerakan maupun perilaku disengaja," tambah dokter yang menjabat Direktur Medis Uni Perawatan Intensif Ilmu Saraf pada UC Health University of Cincinnati Medical Center.

Baca juga: Dibebaskan Korut, Mahasiswa AS Alami Kerusakan Otak Parah


(mrs/up)

Berita Terkait