Fenomena nge-blank seperti ini, menurut pakar kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran dr Andreas Prasadja, RPSGT terjadi karena sel-sel otak 'tertidur' sebagian. Kondisi ini sangat berbahaya karena kewaspadaan, konsentrasi, dan refleks di jalan tentu sangat berkurang.
"Yang sebagian tidur, yang sebagian lagi berfungsi buat mengendarai," ujar dokter yang akrab disapa dr Ade ini, saat dihubungi detikHealth, Kamis (22/6/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dr Ade menyarankan untuk tidak berkendara sendirian. "Harus ada temennya, diajak ngobrol biar enggak ngantuk," pesannya.
Selain mengajak ngobrol, pendamping pengemudi ini harus selalu memperhatikan apabila pengemudi mulai merasa kantuk. "Kalau mulai ngantuk paksa untuk berhenti, istirahat," ujar dr Ade.
Ditegaskan lagi oleh dr Ade, tidak ada zat atau cara apapun untuk mengatasi kantuk selain tidur. Jadi, jangan paksakan dirimu apabila mulai mengantuk saat berkendara.
Baca juga: Serangan Microsleep di Mata Para Sopir Angkutan Mudik
(wdw/up)











































