Ironisnya, pelaku bullying dan korban merupakan teman sekelas di Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi. Kabar terakhir menyebut para pelaku sudah meminta maaf kepada korban dan keluarga, dan menunggu sanksi dari pihak universitas.
Video kedua yang heboh adalah kasus bullying yang dilakukan oleh sekelompok anak SMP dan berlokasi di pertokoan Thamrin City. Dalam video tersebut, tampak dua siswa menggunakan seragam putih-biru menjambak serta menganiaya temannya sehingga tersungkur ke lantai. Tak hanya menjambak, kedua siswa pem-bully juga memukul temannya tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bully Semakin Menjadi, Pengamat: Perlu Dibangun Empati ke Sesama
"Memang masalah bully ini sudah jadi perhatian kita sejak lama, dan harus menjadi perhatian serius. Bully atau perundungan bukan hanya secara fisik tapi juga mental dan verbal, serta dikaitkan dengan penggunaan media sosial," tutur dr Andri kepada detikHealth.
Sekolah memang merupakan salah satu tempat rawan terjadinya kasus bullying. dr Andri mengatakan penyebab bullying pun bermacam-macam, mulai dari karena dianggap berbeda hingga memang ada rasa tidak suka terhadap korban.
Baca juga: Trauma Karena Bullying, Risikonya Depresi Hingga Bunuh Diri
Meski begitu, ia juga menyebut bullying bisa juga terjadi tanpa sebab yang jelas. Hal ini dikarenakan sebagian besar pelaku bullying memiliki masalah yang tidak terselesaikan dan akhirnya menjadi agresif.
"Yang paling penting buat kita sekarang adalah jangan sampai membiarkan bullying terjadi. Ketika melihat ada aksi bullying, segera cegah dan jangan diteruskan. Perlu juga memberikan perhatian pada pelaku bully karena mereka melakukan itu juga akibat ada masalah," tuturnya.
Baca juga: Sorak-sorai ketika Mahasiswa Berkebutuhan Khusus Di-bully
(mrs/up)











































