Disampaikan oleh pakar saluran cerna dari RS Cipto Mangunkusumo, dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, tidur yang dianjurkan adalah meninggikan kepala. Ini berarti posisi kepala sebaiknya lebih tinggi daripada dada.
Menurut dr Ari, terkait kesehatan organ pencernaan dan asam lambung, gravitasi memegang peranan penting. Jika posisi kepala lebih tinggi daripada dada, maka asam lambung dipastikan tidak akan naik hingga ke tenggorokan sampai memicu GERD (Gastro Esophagial Reflux Disease).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara general rekomendasinya adalah prinsip bahwa posisi kepala harus lebih tinggi daripada dada, baik hadap kanan maupun kiri. Tapi memang biasanya orang lebih memilih posisi kanan karena katanya lebih nyaman," ungkap dr Ari kepada detikHealth.
Maka dari itu, Anda dianjurkan untuk tidur dengan bantal. Sebab tidur dalam posisi telentang tanpa bantal pun disebut dr Ari pada sebagian orang bisa memicu snoring atau mengorok. Ini karena posisi lidah yang tertutup akibat posisi tidur tersebut.
Sebisa mungkin, hindari juga posisi tidur tengkurap. Terutama bagi Anda yang memiliki tubuh gemuk, tidur tengkurap bisa membuat perut tidak nyaman karena memicu tekanan pada organ pencernaan dan mendorong diafragma.
"Akibatnya, organ pencernaan bisa terdorong ke atas dan menimbulkan rasa tidak nyaman," imbuh dr Ari.
Selain mengutamakan gravitasi, dr Ari juga mengingatkan pentingnya memerhatikan jam makan sebelum tidur. Untuk mengurangi kemungkinan asam lambung tidak naik ke tenggorokan, maka sebaiknya makan dilakukan minimal dua hingga tiga jam sebelum tidur.
"Kalau habis makan lalu tidur, itu nanti makanan belum turun kan, nanti asam lambung bisa balik arah dan terjadi refluks. Selama makan lebih dari tiga jam lalu tidur, tidak ada masalah dengan posisinya," pesannya.
Baca juga: Selain Picu Refluks, Makan Sambil Tiduran Juga Bisa Bikin Tersedak (ajg/up)











































