Sebuah penelitian di jurnal eLife menyebut protein BMAL1 sebagai circadian clock protein. Menurut para ilmuwan yang menelitinya, protein tersebut ditemukan di otak maupun otot.
Lewat eksperimen, para ilmuwan membuktikan bahwa keberadaan protein ini di otak tidak terlalu berpengaruh pada pola tidur. Ketika mereka menghilangkannya dari otak, durasi dan kualitas tidur tidak berubah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lain halnya ketika protein BMAL1 yang ada di otot dilenyapkan. Durasi tidur meningkat dan kualitasnya juga menjadi lebih baik, fase tidur dalam jadi lebih lama.
Dr Joseph S Takahashi dari Southwestern Medical Center yang memimpin penelitian ini menyebut temuan temuan tersebut tidak terduga sebelumnya. Dalam eksperimen yang dilakukan, mereka memang hanya menggunakan tikus tetapi diyakini efeknya sama seperti pada manusia.
Baca juga: Begini Akibatnya Jika Pola Tidur Dibiarkan Berantakan (up/fds)











































