Menanggapi hal ini, dosen dan psikolog Universitas Indonesia, Bona Sardo Hutahaean, M.Psi mengatakan bahwa berdasarkan hasil pengamatannya, Bos First Travel ini terdapat kecenderungan mengarah pada gangguan kepribadian histrionik.
"Tapi kok kalau dari gaya rumahnya, pekerjaan yang dia pilih, itu arahnya ke gangguan kepribadian histrionik deh," ujarnya kepada detikHealth, Jumat (25/8/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pupus Harapan ke Tanah Suci, Korban First Travel Rentan Depresi
Orang dengan gangguan kepribadian tersebut bukan berarti semua kebutuhan harus terpenuhi, tapi karena ada kebutuhan untuk jadi pusat perhatian dan menjadi 'besar' maka ia perlu untuk memenuhinya dengan cara-cara tertentu. Salah satunya bisa dengan pemenuhan akan barang-barang berharga yang memang mencolok dan pasti akan membuat dia jadi pusat perhatian.
"Maka ia mungkin akan mengarah pada cara-cara yang tidak halal atau melanggar hukum dengan adanya rasionalisasi tertentu," jelas Bona.
Menurut Bona, gangguan kepribadian histrionik merupakan salah satu ciri dari social climber. Yaitu meningkatkan status sosial dengan menggunakan pertemanan.
Psikolog klinis dari Klinik Personal Growth, Veronica Adesla, M.Psi, mengatakan para social climber berteman untuk mencari koneksi orang-orang dari kelas sosial lebih tinggi. Sikapnya sangat bersahabat dengan orang-orang dari kelas sosial lebih tinggi ini.
"Seorang social climber umumnya memiliki kecerdasan sosial yang baik, yang memungkinkannya untuk memanipulasi, menipu, ataupun memanfaatkan orang lain. Bentuk manipulasi dan tipuannya, bisa sangat bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi," tuturnya.
Pada akhirnya, Bona tetap menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut secara langsung terhadap kepribadian si Bos First Travel tersebut.
Baca juga: Kriminolog: First Travel Orang Biasa yang Bermimpi untuk Kaya
(wdw/fds)











































