Hampir seluruh korban First Travel merasa marah, tertekan, dan kecewa karena menjadi korban penipuan. Psikolog klinis dari Klinik Personal Growth, Veronica Adesla, M.Psi mengatakan bahwa perasaan seperti itu datang karena merasa jerih payahnya menjadi sia-sia.
"Bila perasaan tertekan, marah, dan kecewa ini tidak segera diatasi, dan dibiarkan berlarut-larut maka dapat menjadi gangguan psikologis yang lebih parah, seperti depresi atau perilaku anarki," katanya kepada detikHealth, Jumat (25/8/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihubungi terpisah, psikolog dari Universitas Indonesia, Bona Sardo, MPSi, dampak psikologis yang dialami para korban bisa bervariatif. Menurutnya pada tingkat sedang, korban dapat menjadi tidak mudah percaya.
"Rasa percaya itu jadinya hancur. 'Aduh gua harus cari informasi lebih dalam lagi, benar nggak ya?'. Jadi nggak percayaan," katanya di hari yang sama.
Bona menjelaskan bahwa dampak yang lebih parah lagi adalah trauma. Trauma biasa disebabkan oleh pengalaman buruk yang pernah dialaminya. Pada beberapa orang, masalah ini sulit untuk diatasi.
"Makin takut lagi. Mau diajak orang misal ke yayasan tertentu atau mau berangkat jalan pakai travel agent untuk jalan-jalan, ya dia sudah mengeluarkan keringat dingin lah, deg-degan lah, yang pusing lah, akhirnya nggak mau," tutur Bona.
Baca juga: Pengamatan Psikolog: Bos First Travel Seperti Punya Gangguan Kepribadian
(wdw/mrs)











































