Studi ini diikuti 160 remaja sejak berusia 15 tahun, selama lebih dari 10 tahun. Adapun ras mereka adalah 58 persen Kaukasia, 29 persen Afro Amerika, dan 8 campuran. Dari segi pendapatan rerata keluarga berkisar dari $40,000 (sekitar Rp533 juta) sampai $59,999 (sekitar Rp800 juta) per tahun.
Sepanjang tahun, remaja-remaja tersebut menjawab pertanyaan tentang pertemanan bersama dengan wawancara lengkap dengan tim peneliti. Bahkan teman-teman dekat dari subyek utama penelitian juga diwawancarai. Isu sosial, kemarahan, depresi, hingga rasa percaya diri mereka diteliti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ini Cirinya Kamu Punya Pertemanan Sehat
Peneliti percaya bahwa membangun persahabatan yang kuat di usia remaja membantu orang merasa lebih baik tentang diri mereka, karena bersamaan dengan masa mereka membangun identitas diri. Pertemanan seperti itu membantu mereka mendapatkan dukungan dan kesempatan untuk mendukung yang lain juga.
Sementara itu, pada remaja yang populer di masa sekolah sulit membangun pertemanan dekat seperti itu. Kepopuleran seseorang mempengaruhi personaliti yang memicu daya tarik pertemanan.
Anggota penulis studi, Joseph Allen, Hugh P. Kelly, Profesor Psikologi di University of Virginia, mengatakan, "Disukai oleh kelompok besar orang tidak mampu menyaingi hubungan pertemanan yang dalam dan saling mendukung oleh lebih sedikit individu. Hubungan ini akan terus bersama kita hingga kehidupan di masa mendatang."
Baca juga: Benarkah Hubungan Pertemanan Bisa Mengubah Siklus Menstruasi
Membuat pertemanan dekat yang awet memang tidak mudah, dan ini bisa dibuat di level kehidupan manapun. Sebagaimana semua hibungan, persahabatan butuh waktu untuk terbentuk dan diprioritaskan. Seiring dengan zaman yang semakin didominasi dunia virtual, memiliki teman dari dunia nyata juga semakin penting.
"Saat teknologi saat ini membuat jaringan sosial pertemanan begitu mudah, memfokuskan waktu dan perhatian untuk menyuburkan pertemanan dekat dengan lebih sedikit orang harus jadi prioritas," pungkas Allen, seperti dikutip dari Medicaldaily. (mrs/mrs)











































