Melalui saluran telepon, dr Titi Sekarindah, SpGK, dari Rumah Sakit Pusat Pertamina Kebayoran Baru menuturkan bahwa 'gemuk tapi sehat' bisa didapatkan dari pola hidup sehat yang dibentuk.
"Dia ga makan junk food, snack kalori tinggi seperti donat juga enggak, manis-manis juga nggak," jelas dokter yang memiliki sapaan hangat dr Titi ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengingat risiko penyakit bawaan dari kelebihan berat badan juga cukup mengkhawatirkan, dr Titi tetap selalu mengingatkan orang dengan berat badan berlebih untuk berolahraga.
Tak selalu dalam artian berlari di treadmill dan sejenisnya, olahraga dengan aktivitas fisik harian seperti misalnya jalan kaki sebanyak 5.000 langkah per harinya juga masuk hitungan.
dr Titi menyebutkan orang yang masuk kriteria 'gemuk tapi sehat' adalah orang-orang yang yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) di angka 30 kg/m2 dan sudah menerapkan pola hidup sehat tetapi tetap mengalami sulit menurunkan berat badan.
"Kalau susah ngitung pakai IMT, itung pake tinggi badan dikurang 100 aja deh. Katakanlah tingginya 160 cm tapi berat badan 80 kan kelebihan 20 tuh. Kalau dia bisa menurunkan 10 persen dari 80 kg itu (8 kg) dan menerapkan pola hidup sehat, itu udah saya anggap gemuk tapi sehat," pungkasnya.
Baca juga: Percaya Istilah 'Gemuk Tapi Sehat'? Baca Dulu Studi Terbaru Ini
(wdw/up)











































