Meski demikian, dokter mengingatkan agar perempuan tidak lantas berpikir dengan logika terbalik, bahwa kalau sudah menyusui maka ia akan terbebas dari kanker payudara. Hal ini diingatkan oleh dokter spesialis kanker, dr Ralph Girson Gunarsa, Spd-KHOM.
Baca juga: Pentingnya SADANIS untuk Cegah Kanker Payudara
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti menurut banyak pendapat ahli dan penelitian, diproduksinya susu akan menekan hormon perempuan yang menjadi pemicu kanker. Namun menurutnya, pada perempuan yang berisiko dan sudah menyusui tetap bisa ada kemungkinan kanker payudara itu muncul karena peradangan.
"Misal saat menyusui, susu yang nggak dikeluarkan. Akibatnya bisa memicu peradangan. Itu memang hanya salah satu faktor risiko, karena kanker itu multifaktor. Oleh karenanya, perempuan tetap harus waspada dan rajin lakukan skrining," imbuh dr Ralph.
Skrining yang direkomendasikan untuk dilakukan setiap perempuan untuk mencegah kanker payudara adalah dengan Sadari atau Periksa Payudara Sendiri dan Sadanis atau Periksa Payudara Klinis.
"Sadari dilakukan untuk meraba tonjolan dan mengecek perubahan abnormal pada payudara setiap bulannya. Sementara Sadanis dilakukan setidaknya setahun sekali di dokter dengan melakukan pengecekan USG dan Mamografi. Keduanya bisa dilakukan selama masa subur perempuan dan saat masih sehat. Jadi jangan tunggu merasa sakit dulu baru periksa," pesannya.
Baca juga: Cerita Marini Zumarnis Soal Mertua Laki-laki yang Kena Kanker Payudara (mrs/mrs)











































