Jakarta -
Kegemukan selalu dikaitkan dengan berbagai macam penyakit, termasuk kanker. Studi yang dilakukan International Agency for Research on Cancer baru-baru ini juga menyebutkan bahwa tidak hanya satu namun kegemukan berkaitan dengan belasan jenis kanker.
Nah, dari kanker payudara hingga kanker perut. Berikut ini bagian kedua dari jenis-jenis kanker yang berkaitan dengan kegemukan, seperti dirangkum detikHealth, Senin (18/9/2017).
8. Meningioma
Tumor otak berisiko terjadi pada orang dengan kelebihan berat badan. (Foto: ilustrasi saraf otak)
|
Meningioma merupakan jenis tumor yang bermula dari meninges, yaitu selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang dan biasanya tumbuh perlahan. Risiko meningioma sendiri lebih tinggi 20 persen pada orang dengan kelebihan berat badan dan lebih tinggi 50 persen pada orang dengan obesitas.
Namun sampai saat ini belum ada penjelasan yang tepat antara berat badan dan kejadian meningioma. "Masih banyak hal yang perlu diteliti," ucap dr Iyengar.
9. Multiple myeloma
Lemak dapat membantu pertumbuhan sel kanker. (Foto: thinkstock)
|
Kanker ini merupakan jenis dari kanker darah yang memengaruhi sel plasma di sumsum tulang. Sebanyak 10 hingga 20 persen penyakit ini lebih sering terjadi pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas.
Menurut dr Iyengar, zat yang menyebabkan inflamasi terbentuk dari sel lemak dan ikut membantu pertumbuhan multiple myeloma. Hal ini terjadi karena adanya sel lemak di sumsum tulang.
Baca juga: Mengenal Myeloma, Kanker Darah yang Kerap 'Terlupakan'
10. Kanker ovarium
Timbunan lemak dapat mengacaukan hormon dan berdampak pada risiko munculnya kanker ovarium. (Foto: Thinkstocks)
|
Kanker ovarium juga lebih sering terjadi pada wanita dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang tinggi. Penambahan IMT sebanyak lima poin berkaitan dengan peningkatan risiko kanker ovarium sebanyak sepuluh persen.
Sama halnya dengan kanker payudara dan endometrium, kanker ovarium juga dipicu oleh hormon estrogen. Hormon estrogen merupakan hormon yang diproduksi pada jaringan lemak berlebih atau akibat disfungsi metabolik seperti resistensi insulin.
11. Kanker pankreas
Lemak dapat membuat pankreas meradang. (Foto: BBC Magazine)
|
Seseorang dengan obesitas memiliki risiko kanker pankreas sebesar 20 sampai 50 persen. Pankreas sendiri merupakan peran terpenting dari kesehatan metabolik di mana insulin dibuat dan adanya masalah insulin bisa berkaitan dengan risiko kanker.
"Pankreas yang dikelilingi oleh lemak bisa menghasilkan peradangan dan memicu sel kanker pankreas juga," imbuh dr Iyengar.
12. Kanker lambung
Kemungkinan keseimbangan bakteri yang buruk berkontribusi terhadap risiko kanker lambung. Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Menurut National Cancer Institute, orang dengan obesitas hampir dua kali lebih sering terkena kanker gastric cardia yang merupakan jenis penyakit yang menyerang bagian atas perut.
Belum banyak bukti ilmiah yang menjelaskan kaitan ini. Tapi ada kemungkinan gangguan dari mikroba atau keseimbangan bakteri sehat dan jahat di usus menjadi penyebabnya.
13. Kanker tiroid
Gejolak hormon juga memengaruhi risiko kanker tiroid. (Foto: thinkstock)
|
Peningkatan lima poin pada IMT berkaitan dengan peningkatan risiko kanker tiroid sebanyak sepuluh persen. Menurut National Cancer Institute, tiroid merupakan kelenjar yang membantu mengendalikan metabolisme tubuh.
dr Iyengar menjelaskan, kanker tiroid berbeda dengan kanker payudara atau ovarium. Pasalnya, kanker tiroid tidak berkembang karena hormon estrogen yang dibuat oleh jaringan lemak. Namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara berat badan dengan risiko kanker tiroid.
Baca juga: Ingat! Kanker Tiroid Bisa Disembuhkan dengan Pengobatan yang Tepat
Meningioma merupakan jenis tumor yang bermula dari meninges, yaitu selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang dan biasanya tumbuh perlahan. Risiko meningioma sendiri lebih tinggi 20 persen pada orang dengan kelebihan berat badan dan lebih tinggi 50 persen pada orang dengan obesitas.
Namun sampai saat ini belum ada penjelasan yang tepat antara berat badan dan kejadian meningioma. "Masih banyak hal yang perlu diteliti," ucap dr Iyengar.
Kanker ini merupakan jenis dari kanker darah yang memengaruhi sel plasma di sumsum tulang. Sebanyak 10 hingga 20 persen penyakit ini lebih sering terjadi pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas.
Menurut dr Iyengar, zat yang menyebabkan inflamasi terbentuk dari sel lemak dan ikut membantu pertumbuhan multiple myeloma. Hal ini terjadi karena adanya sel lemak di sumsum tulang.
Baca juga: Mengenal Myeloma, Kanker Darah yang Kerap 'Terlupakan'
Kanker ovarium juga lebih sering terjadi pada wanita dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang tinggi. Penambahan IMT sebanyak lima poin berkaitan dengan peningkatan risiko kanker ovarium sebanyak sepuluh persen.
Sama halnya dengan kanker payudara dan endometrium, kanker ovarium juga dipicu oleh hormon estrogen. Hormon estrogen merupakan hormon yang diproduksi pada jaringan lemak berlebih atau akibat disfungsi metabolik seperti resistensi insulin.
Seseorang dengan obesitas memiliki risiko kanker pankreas sebesar 20 sampai 50 persen. Pankreas sendiri merupakan peran terpenting dari kesehatan metabolik di mana insulin dibuat dan adanya masalah insulin bisa berkaitan dengan risiko kanker.
"Pankreas yang dikelilingi oleh lemak bisa menghasilkan peradangan dan memicu sel kanker pankreas juga," imbuh dr Iyengar.
Menurut National Cancer Institute, orang dengan obesitas hampir dua kali lebih sering terkena kanker gastric cardia yang merupakan jenis penyakit yang menyerang bagian atas perut.
Belum banyak bukti ilmiah yang menjelaskan kaitan ini. Tapi ada kemungkinan gangguan dari mikroba atau keseimbangan bakteri sehat dan jahat di usus menjadi penyebabnya.
Peningkatan lima poin pada IMT berkaitan dengan peningkatan risiko kanker tiroid sebanyak sepuluh persen. Menurut National Cancer Institute, tiroid merupakan kelenjar yang membantu mengendalikan metabolisme tubuh.
dr Iyengar menjelaskan, kanker tiroid berbeda dengan kanker payudara atau ovarium. Pasalnya, kanker tiroid tidak berkembang karena hormon estrogen yang dibuat oleh jaringan lemak. Namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara berat badan dengan risiko kanker tiroid.
Baca juga: Ingat! Kanker Tiroid Bisa Disembuhkan dengan Pengobatan yang Tepat
(up/up)