"Asam jengkolat itu mengandung sulfur. Jadi saat orang makan jengkol, bau napas dan bau urinnya disebut sebagai sulfurous odor (berbau sulfur)," demikian disampaikan oleh dr Anna Maurina Singal, MGizi, SpGK atau yang akrab disapa dr Anna, spesialis gizi klinik dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitasi Indonesia (FKUI) kepada detikHealth.
Soal asam jengkolat, tiap jengkol, baik itu pada biji jengkol yang muda maupun pada biji jengkol yang tua, masing-masing memiliki kandungan yang berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tak Melulu 'Jahat', Jengkol Juga Ada Manfaatnya Lho
"Kalau dari berbagai penelitian, jengkol muda yang lebih dikit asamnya," terang dr Anna.
Menurut dr Anna, karena tahu biji jengkol muda memiliki asam jengkolat lebih sedikit dibanding jengkol tua, terkadang orang malah mengonsumsi biji tersebut dalam jumlah banyak. Padahal itu tidak aman dan tidak dianjurkan. Makanya tak jarang ada orang yang kesulitan kencing atau kencingnya sedikit. Sudah dipastikan itu adalah Djenkolism.
"Tapi tetap harus diingat bahwa respon masing-masing individu terhadap asam jengkolat, beda-beda. Tapi yang amannya adalah minum air putih yang banyak," saran dr Anna.
Baca juga: Efek Buruk Keracunan Jengkol: Kencing Berdarah Hingga Gagal Ginjal (hrn/fds)











































