Lewat video yang diunggah di YouTube pada 18 September 2017, Kaesang Pangarep memberi sang kakak sebuah pertanyaan soal kemana mereka berbulan madu. Spontan Bobby menjawab di rumah. Namun lantas Kahiyang tak terima jika bulan madu hanya di rumah.
"Enak saja," ucapnya, dalam video tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di mana ya? Yang pasti di Indonesia," ucap wanita kelahiran tahun 1991 ini.
Kaesang kemudian mendesak Kahiyang untuk menjawab detail lokasi bulan madu mereka setelah menikah.
"Rahasia, aku melu kabeh," tegas Kahiyang.
Terkait hal itu, pasangan yang baru menikah memang cenderung dengan bulan madu. Namun, menurut psikolog, perlukah bulan madu setelah melangsungkan pernikahan atau pasangan yang baru saja menikah?
Baca juga: 5 Tips Bercinta Saat Bulan Madu Bagi Pasangan Baru
"Honeymoon sebetulnya merujuk pada 1 bulan 'manis' pertama sejak menikah. Tujuan dari honeymoon sesungguhnya ajang relaksasi diri pasangan setelah lelah dan stres mempersiapkan pernikahan," jawab psikolog klinis dewasa, Christina Tedja, M.Psi, Psikolog, atau yang akrab disapa Tina saat dihubungi detikHealth.
Di budaya barat, imbuh Tina, bagi pasangan yang terlebih dahulu tinggal bersama atau bahkan telah memilik anak terlebih dahulu, honeymoon mungkin hanya sebagai pembuang stres. Namun bagi budaya timur tidak hanya itu, tetapi juga sebagai proses pembuka yang positif untuk menambah keharmonisan dan mengenal satu sama lain.
Bulan madu memang perlu dilakukan oleh pasangan, namun Tina menegaskan bahwa bulan madu tak harus selalu ke luar negeri, bisa disesuaikan dengan budget maupun hobi masing-masing.
"Benefit dari honeymoon sendiri lebih kepada proses yang dilalui berdua untuk saling mengenal sesama dan kebiasaan bersama yang baru," ucap Tina.
Baca juga: Ampuhkah 'Bulan Madu ke-2' Kembali Kobarkan Hubungan Seks yang Membosankan? (hrn/fds)











































