Menurut psikolog, Mellissa Grace, M.Psi., orang yang berpura-pura sakit atau dengan sengaja mengkondisikan diri dalam sakit jika dilakukan secara berulang dan merupakan pola yang menetap merupakan salah satu gangguan mental yang disebut Malingering.
"Contohnya kalau di luar negeri ada asuransi, orang pura-pura sakit agar asuransinya cair," ujarnya kepada detikHealth, Jumat (17/11/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pura-pura Sakit? Beda Tujuan, Beda Pula Istilahnya
Mellissa menjelaskan bahwa ada empat ciri yang mencerminkan seorang Malingering berdasarkan buku Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental atau DSM-5, yaitu:
1. Terkait dalam konteks medikolegal
Malingering yang bertujuan untuk lari dari tanggung jawab biasanya berkaitan dengan dunia hukum. "Medikolegal adalah ilmu yang mengaitkan medis dengan hukum," kata Mellissa.
2. Ada kesenjangan yang dikeluhkan dengan hasil pemeriksaan dokter
Biasanya, orang dengan Malingering akan mengeluhkan rasa sakit yang berlebihan. "Kesenjangan antar apa yang dikeluhkan individu dengan penemuan objektif dokter," jelasnya.
3. Pasien kurang bekerja sama dengan dokter
"Biasanya klien kurang mau bekerja sama untuk menjalani pemeriksaan medis. Kalaupun dia mau menjalani, tapi dia menolak atau enggan untuk menjalani treatment," ungkap Mellissa.
4. Berkaitan dengan gangguan kepribadian antisosial
Seorang dengan Malingering biasanya cenderung memiliki ciri kepribadian yang terkait dengan gangguan kepribadian antisosial. Yaitu adanya pola yang menetap dari seseorang yang tidak menghargai hukum dan norma sosial.
Baca juga: Pura-pura Sakit, Termasuk Gangguan Jiwa atau Bukan?
(wdw/up)











































