Erupsi Gunung Agung, Orang dengan Emfisema Harus Perhatikan Hal Ini

Erupsi Gunung Agung, Orang dengan Emfisema Harus Perhatikan Hal Ini

Suherni Sulaeman - detikHealth
Rabu, 29 Nov 2017 08:14 WIB
Erupsi Gunung Agung, Orang dengan Emfisema Harus Perhatikan Hal Ini
Erupsi Gunung Agung, Pada orang dengan emfisema, diajurkan untuk tidak terpapar abu vulkanik agar tak semakin parah. Foto: Reuters
Jakarta - Tak sedikit orang terkena dampak erupsi Gunung Agung termasuk pada kesehatan tubuhnya. Pada orang dengan emfisema, dianjurkan untuk tidak terpapar abu vulkanik agar tak semakin parah.

Emfisema merupakan penyakit progresif jangka panjang pada paru-paru yang umumnya menyebabkan sesak napas. Secara bertahap, kerusakan jaringan paru pada emfisema akan membuatnya kehilangan elastisitas. Kantung-kantung udara atau alveoli pada paru-paru pun rusak.

"Efisema itu penyakit saluran napas dan paru yang memanifestasi sebagai kehilangan elastisitas dari paru. Paru kan kembang kempis, nah biasanya ini pada pasien-pasien perokok," kata spesialis paru, dr Boedi Swidarmoko, SpP(K).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ibaratnya terjadi fenomena seperti kita menyedot pakai sedotan. Kalau kita sedotnya agak kuat malah menutup atau kempis. Sehingga udara yang masuk ke dalam paru-paru di alveoli istilahnya, satuan paru-paru yang kecil itu tidak bisa keluar karena terperangkap," sambung dr Boedi.

dr Boedi mengatakan gangguan akan menjadi lebih berat ketika seseorang terkena emfisema ditambah terpapar abu vulkanik.

Baca juga: Pertolongan Pertama Jika Mengalami Sesak Napas Akibat Menghirup Abu Vulkanik

Abu vulkanik akibat erupsi Gunung Agung rentan membuat orang mengalami sesak napas. Lantas, bagaimana pertolongan pertamanya?

"Dia sudah ada emfisema kena pula masuk debu vulkanik. Penyakitnya jadi bronkitis emfisema. Jadi sudah sesak dan batuk-batuk dengan banyak dahak," imbuhnya.

Untuk meminimalisir gangguan tersebut, bisa menggunakan oksigen dan terapi inhalasi dengan alat nebulizer. Selain itu bisa juga dengan obat-obat yang bersifat antiradang dan melebarkan saluran napas.

"Jadi reak-reak yang susah keluar karena saluran napasnya sempit, itu saluran napasnya sudah dilebarkan dan diencerkan reaknya bisa keluar," terang dr Boedi.

Baca juga: Uhuk-uhuk.. Batuk Akibat Abu Vulkanik Bisa Diatasi dengan Cara Ini

(hrn/up)

Berita Terkait