Emfisema merupakan penyakit progresif jangka panjang pada paru-paru yang umumnya menyebabkan sesak napas. Secara bertahap, kerusakan jaringan paru pada emfisema akan membuatnya kehilangan elastisitas. Kantung-kantung udara atau alveoli pada paru-paru pun rusak.
"Efisema itu penyakit saluran napas dan paru yang memanifestasi sebagai kehilangan elastisitas dari paru. Paru kan kembang kempis, nah biasanya ini pada pasien-pasien perokok," kata spesialis paru, dr Boedi Swidarmoko, SpP(K).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Boedi mengatakan gangguan akan menjadi lebih berat ketika seseorang terkena emfisema ditambah terpapar abu vulkanik.
Baca juga: Pertolongan Pertama Jika Mengalami Sesak Napas Akibat Menghirup Abu Vulkanik
Abu vulkanik akibat erupsi Gunung Agung rentan membuat orang mengalami sesak napas. Lantas, bagaimana pertolongan pertamanya?
"Dia sudah ada emfisema kena pula masuk debu vulkanik. Penyakitnya jadi bronkitis emfisema. Jadi sudah sesak dan batuk-batuk dengan banyak dahak," imbuhnya.
Untuk meminimalisir gangguan tersebut, bisa menggunakan oksigen dan terapi inhalasi dengan alat nebulizer. Selain itu bisa juga dengan obat-obat yang bersifat antiradang dan melebarkan saluran napas.
"Jadi reak-reak yang susah keluar karena saluran napasnya sempit, itu saluran napasnya sudah dilebarkan dan diencerkan reaknya bisa keluar," terang dr Boedi.
Baca juga: Uhuk-uhuk.. Batuk Akibat Abu Vulkanik Bisa Diatasi dengan Cara Ini
(hrn/up)











































