Kemenkes: Tukang Terompet Bisa Ikut Sosialisasikan Vaksin Difteri

Kemenkes: Tukang Terompet Bisa Ikut Sosialisasikan Vaksin Difteri

Hanna Pratiwi - detikHealth
Jumat, 29 Des 2017 14:22 WIB
Kemenkes: Tukang Terompet Bisa Ikut Sosialisasikan Vaksin Difteri
Ilustrasi terompet tahun baru (Foto: Lamhot Aritonang)
Jakarta - Tahun baru sudah di depan mata, masyarakat dihebohkan dengan beredarnya kabar soal terompet bisa menularkan penyakit difteri melalui percikan ludah. Pesan berantai tersebut muncul melalui media sosial dan aplikasi chatting.

Tak pelak, kabar tersebut membuat banyak orang cemas untuk membeli terompet. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Elizabeth Jane Soepardi MPH berpesan agar masalah tersebut agar sampai merugikan pihak manapun.

"Tukang terompet sambil berjualan bisa ikut mensosialisasikan imunisasi dan ikut suntik vaksin difteri," kata dr Jane kepada detikHealth saat ditanya saran untuk tukang terompet dalam pencegahan difteri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sambil berdagang, tukang terompet juga bisa imendapatkan vaksin difteri di pos kesehatan seperti puskesmas. Vaksin tersebut akan diberikan ke orang dewasa juga bila diminta.

Baca juga: Soal Difteri, Kemenkes: Jangan Salahkan Terompet, yang Penting Imunisasi

Foto: viral


Animo masyarakat sebenarnya sudah tinggi untuk melakukan suntik vaksin difteri. Seperti yang dikatakan oleh dr. Jane, pemerintah kewalahan dalam menyuntik vaksin tersebut di suatu daerah. Hingga orang dewasa mencapai 900 orang untuk antre melakukan suntik vaksin difteri. Bukan hanya untuk anaknya saja, tapi orangtua mereka malahan ikutan.

Bagi yang sudah terinfeksi difteri, disarankan diisolasi selama satu bulan. Disarankan agar pihak keluarga tak menjenguknya dahulu, apalagi bermain terompet, karena bisa menjadi pembawa penyakit untuk orang yang lain dengan cara penularannya yang mudah.

Begitupun dengan yang belum terinfeksi difteri hendaknya menjaga diri dan diimbau untuk yang belum melakukan imunisasi segera melakukan imunisasi.

Baca juga: Dokter: KLB Difteri Seperti Bom yang Meledak

(up/up)

Berita Terkait