Penelitian yang dilakukan di University of Gothenburg tersebut baru dilakukan pada tikus. Jika hal yang sama berlaku juga pada tubuh manusia, mapa para ilmuwan meyakini bisa mengontrol risiko kegemukan.
"Jika berat badan cenderung meningkat, sinyal muncul di otak untuk mengurangi asupan makan sehingga berat badan stabil," kata sang ilmuwan, John-Olov Jansson, dikutip dari Livescience.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Libur Telah Tiba! Ayo Olahraga Biar Cantik dan Bugar Seperti Tasya Kamila
Setelah dua pekan, kedua kelompok tikus teramati punya total berat badan yang sama. Artinya, tikus yang mendapat kapsul yang lebih berat mengalami penyusutan lemak hingga setara dengan 80 persen.
Dalam pengamatan lebih lanjut, para ilmuwan mengkonfirmasi adalah sensor berat di dalam otak para tikus. Pada manusia, diyakini sensor serupa bekerja dengan kurang akurat ketika seseorang lebih banyak duduk. Itu sebabnya, banyak duduk menyebabkan seseorang cepat gemuk.
Baca juga: Bagikan Pengalaman Diet Sehat Kamu, Dapatkan Hadiah Voucher Belanja
(up/up)











































