Seorang ahli kandungan dari Arboretum Obstetrics and Gynecology di Charlotte, Carolina Utara, Octavia Cannon, DO menjelaskan sejumlah alasan mengapa pilihan celana dalam bisa membahayakan kesehatan seorang wanita.
Sekalian Cannon juga akan memaparkan enam aturan sederhana yang wajib dipatuhi terkait penggunaan celana dalam. Apa sajakah itu?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Hindari thong
Celana dalam seperti ini memang bisa membuat suami senang, tetapi Cannon mengatakan thong dapat memicu munculnya bakteri, termasuk E coli, menyebar dari anus ke vagina.
Daripada memakai celana dalam yang 'irit' ini, Cannon justru menyarankan agar melepas celana dalam di saat tidur agar kulit di sekitar organ reproduksi dapat bernapas.
2. Hanya pilih yang katun
Dibanding bahan-bahan celana dalam lainnya, katun adalah yang paling memudahkan tubuh untuk bisa bernapas.
Cannon meyakini dengan bahan ini, maka celana dalam juga tidak akan mudah kotor sehingga mencegah terjadinya infeksi.
3. Selalu ganti selepas olahraga
Selalu bawa celana dalam ganti ketika pergi berolahraga, misalkan ke gym. Cannon menegaskan, celana dalam yang basah oleh keringat adalah tempat yang nyaman untuk tumbuhnya bakteri.
4. Pakai deterjen tak berpewangi
Saat berada di supermarket, Anda biasanya akan tergoda membeli deterjen dan/atau pelembut pakaian yang berpewangi. Namun Cannon justru melarang hal ini karena produk beraroma seperti ini biasanya mudah mengiritasi kulit.
5. Jangan pelit beli baru
Ada kalanya Anda mencintai celana dalam-celana dalam Anda hingga tak mau menggantinya, bahkan meski sampai sesak ketika dipakai. "Padahal jika sampai celana dalam menimbulkan bekas di kulit Anda, itu bisa memunculkan infeksi dan ruam pada vagina," kata Cannon.
6. Yang kotor jangan dipakai lagi
Yang ini sudah jelas dong ya, jangan pakai celana dalam yang sudah kotor untuk kedua kali, meskipun kepepet semisal ketika Anda kehabisan celana dalam. Ini juga dijamin dapat menimbulkan risiko infeksi. (lll/mrs)











































