Jakarta -
Di Hari Pers Nasional yang diperingati pada tanggal 9 Februari, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek tidak melupakan kesehatan para wartawan. Ia menganjurkan wartawan untuk memeriksa kesehatan secara rutin mengingat jam kerja yang tak menentu dan tugas deadline yang cukup berat.
"Dua puluh persen itu penyakit dipengaruhi oleh perilaku. Ayo wartawan Indonesia jaga kesehatan. Selamat Hari Pers Nasional ya," ungkap Menkes.
Kebiasaan kerja para wartawan yang seperti itu tidak dipungkiri bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. detikHealth merangkum dari berbagai sumber, berikut gangguan-gangguan kesehatan yang sering diidap wartawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dear Rekan Wartawan, Ini Pesan Menkes di Hari Pers
1. Mag
Foto: Thinkstock
|
Jam kerja yang tak menentu pasti membuat wartawan memiliki jam makan yang tak menentu juga. Pola makan yang tidak teratur kerap membuat wartawan diserang penyakit mag. Baik mag biasa hingga mag kronis.
2. Tifus
Foto: Thinkstock
|
Tifus menjadi salah satu penyakit yang kerap diidap wartawan karena mobilitas kerja yang sangat tinggi. Ditambah jam tidur yang sedikit dan tidak teratur juga bisa melemahkan fisik dan sistem kekebalan tubuh.
3. Stres
Foto: Thinkstock
|
Stres mudah sekali datang pada pekerja yang memiliki tekanan cukup tinggi pada pekerjaannya, salah satunya sebagai wartawan. Deadline berita seorang wartawan bisa membuat ketegangan saraf yang akhirnya menimbulkan rasa stres, bahkan depresi.
4. Gangguan saraf
Foto: Thinkstock
|
Wartawan lapangan terutama mengandalkan fisik yang prima untuk menjalani tugas. Berjalan dan berlari mungkin hal biasa, belum lagi membawa beban berat seperti kamera bisa membuat wartawan pegal-pegal dan bahkan alami gangguan saraf.
Baca juga: Doa Anies Baswedan di Hari Pers
5. Gangguan tulang dan sendi
Foto: Thinkstock
|
Tidak jarang wartawan ditempatkan di wilayah yang cukup berbahaya dan membutuhkan kekuatan sekaligus ketangkasan tubuh. Jika tidak terlatih dengan baik, bisa saja hal ini justru mencederai mereka. Atau wartawan yang duduk sepanjang hari di hadapan komputer untuk membuat berita bisa meningkatkan risiko gangguan tulang dan sendi.
Jam kerja yang tak menentu pasti membuat wartawan memiliki jam makan yang tak menentu juga. Pola makan yang tidak teratur kerap membuat wartawan diserang penyakit mag. Baik mag biasa hingga mag kronis.
Tifus menjadi salah satu penyakit yang kerap diidap wartawan karena mobilitas kerja yang sangat tinggi. Ditambah jam tidur yang sedikit dan tidak teratur juga bisa melemahkan fisik dan sistem kekebalan tubuh.
Stres mudah sekali datang pada pekerja yang memiliki tekanan cukup tinggi pada pekerjaannya, salah satunya sebagai wartawan. Deadline berita seorang wartawan bisa membuat ketegangan saraf yang akhirnya menimbulkan rasa stres, bahkan depresi.
Wartawan lapangan terutama mengandalkan fisik yang prima untuk menjalani tugas. Berjalan dan berlari mungkin hal biasa, belum lagi membawa beban berat seperti kamera bisa membuat wartawan pegal-pegal dan bahkan alami gangguan saraf.
Baca juga: Doa Anies Baswedan di Hari Pers
Tidak jarang wartawan ditempatkan di wilayah yang cukup berbahaya dan membutuhkan kekuatan sekaligus ketangkasan tubuh. Jika tidak terlatih dengan baik, bisa saja hal ini justru mencederai mereka. Atau wartawan yang duduk sepanjang hari di hadapan komputer untuk membuat berita bisa meningkatkan risiko gangguan tulang dan sendi.
(wdw/up)