Ingin Turunkan Berat Badan? Ini 6 Jenis Makanan yang Harus Dihindari

Ingin Turunkan Berat Badan? Ini 6 Jenis Makanan yang Harus Dihindari

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Rabu, 28 Feb 2018 09:35 WIB
Ingin Turunkan Berat Badan? Ini 6 Jenis Makanan yang Harus Dihindari
Hindari makanan berikut yang bisa mempengaruhi proses dietmu. Foto: Thinkstock
Jakarta - Proses menurunkan berat badan dapat menjadi sebuah proses yang amat sulit dan membuat frustasi. Tidak semua makanan-atau kalori, dalam hal ini-diciptakan dengan kandungan yang sama; sebagian dapat membantumu mengurangi berat badan, sebagian justru dapat menambahnya.

Dikutip dari Health.com, beberapa ahli kesehatan menjelaskan apa saja jenis makanan yang dapat membuatmu menambah badan, dan apa yang sebaiknya kamu makan sebagai gantinya. Berikut jenis-jenisnya:

Baca juga: 5 Cara Aneh Yang Bisa Turunkan Berat Badan, Yuk Coba

Foto: Thinkstock
Mengapa berbahaya: "Kebanyakan makanan olahan, seperti es krim, mayones, margarin, cokelat, produk roti dan sosis, mengandung emulsifier," terang Rebecca Lee, seorang perawat kesehatan dari New York. "Yaitu sebuah bahan kimia yang dapat membantu mencampurkan semua bahan yang pada umumnya tidak dapat dicampur (misal air dan minyak)."

Sebuah studi pada tikus menemukan bahwa mengonsumsi zat ini bisa mengubah bakteri usus, memicu peradangan dan meningkatkan risiko obesitas dan penyakit jantung. Perhatikan, kemungkinan makananmu mengandung emulsifier apabila tertulis: lesitin, mono- dan di- gliserida, poligliserol ester, sorbitol, PG ester dan sugar ester.

Apa penggantinya: jika memungkinkan, ganti makanan ini dengan makanan segar seperti buah dan sayur segar, telur segar, kacang polong, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Foto: Istimewa
Mengapa berbahaya: "Monosodium Glutamat (MSG) adalah penambah rasa yang super adiktif, biasa digunakan pada makanan cepat saji, mi instan, makanan kalengan, daging olahan, dan bermacam-macam makanan kemasan," kata Lee.

Lee menyebutkan, konsumsi MSG yang terus-menerus dapat menyebabkan obesitas dan juga banyak masalah kesehatan lainnya. Misal fibromyalgia, lemak dan racun pada liver, gula darah tinggi, asma, kolesterol tinggi, hipertensi, kelainan saraf pada otak, kelainan pencernaan dan sindrom metabolisme.

Apa penggantinya: carilah makanan yang diproses seminimal mungkin dan menggunakan hanya bumbu-bumbu sederhana. Lebih baik lagi, bumbui makananmu dengan cabe rawit. Beberapa studi membuktikan bahwa capsaicin pada cabai dapat meningkatkan metabolisme.

Baca juga: Infografis: Fakta MSG Yang Munculkan Rasa Umami Pada Masakan

Foto: Thinkstock
Mengapa berbahaya: faktanya, pemanis buatan yang diklaim rendah kalori dan dapat menurunkan berat badan ini justru sebenarnya punya efek yang berlawanan. Pemanis buatan seperti sakarin, sukralos atau aspartam menderita intoleran glukosa, sebuah kondisi metabolisme yang terkait dengan obesitas dan diabetes tipe 2.

"Pemanis buatan mengubah mikrobioma usus menjadi sekumpulan bakteri yang berhubungan dengan penyakit metabolik," kata Lee.

Apa penggantinya: sering mengonsumsi gula biasa juga tidak terlalu baik, jadi makanlah makanan yang mengandung pemanis alami seperti buah-buahan, kayu manis, selai dari kacang-kacangan atau ketela manis.

Baca juga: Pemanis Buatan Bebas Risiko? Siapa Bilang

Foto: iStock
Mengapa berbahaya: "Memakan banyak karbohidrat olahan seperti pasta, roti, dan permen berisiko menaikkan gula darah, yang bisa memicu pankreasmu untuk memproduksi insulin guna 'membersihkan' gula dari darah," jelas ahli gizi dari New Jersey, Jeanette Kimszal.

Sehingga hal tersebut menjadikan tubuh mencerna dan menyerap makanan terlalu cepat, yang dapat menyebabkan gangguan energi di kemudian hari dan merusak metabolisme kita dalam jangka panjang.

Apa penggantinya: Ada banyak makanan yang mengandung karbo kompleks seperti biji-bijian dan sayuran, misal quinoa dan spaghetti dari labu. Yang mengandung banyak serat untuk memperlambat pencernaan dan menjaga metabolisme.

"Carilah produk gandum yang memiliki paling sedikit 3 gram serat per sajian dan tidak mengandung kata-kata 'diperkaya' pada kemasannya," saran Kimszal.

Foto: Thinkstock
Mengapa berbahaya: Kebanyakan dari kita cenderung mengasumsikan makanan berlabel 'rendah-lemak' bagus untuk diet.

Secara teori memang benar, karena faktanya lemak memiliki kalori dua kali lebih banyak dari protein dan karbohidrat. Tetapi faktanya, makanan berlabel rendah-lemak malah memungkinkan orang untuk mengonsumsi ekstra kalori.

Apa penggantinya: ketimbang menghindari lemak, tingkatkan metabolismemu dengan mengonsumsi lemak baik, seperti lemak omega-3 yang ditemukan pada ikan salmon, tuna, sarden dan ikan air dingin lainnya.

Foto: Rocketnews/ Getty Images
Mengapa berbahaya: "Karena mengandung sirup jagung berfruktosa tinggi (HFCS), soda dapat menyebabkan sindrom metabolisme, yaitu sekumpulan kondisi (naiknya tekanan darah, gula darah tinggi, lemak berlebih di area pinggang) yang terjadi bersamaan, meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, diabetes," terang Tanya Zuckerbrot, ahli gizi dari New York.

Fruktosa, ketika dikonsumsi dengan jumlah yang sama sepert gula lainnya, memiliki efek yang lebih merusak pada metabolisme, imbuhnya.

Apa penggantinya: Kombucha, teh fermentasi yang terkarbonasi yang mengandung banyak probiotik. Probiotik terbukti dapat membantu tubuh mengatur pencernaan, berat dan metabolisme.
Halaman 2 dari 7
Mengapa berbahaya: "Kebanyakan makanan olahan, seperti es krim, mayones, margarin, cokelat, produk roti dan sosis, mengandung emulsifier," terang Rebecca Lee, seorang perawat kesehatan dari New York. "Yaitu sebuah bahan kimia yang dapat membantu mencampurkan semua bahan yang pada umumnya tidak dapat dicampur (misal air dan minyak)."

Sebuah studi pada tikus menemukan bahwa mengonsumsi zat ini bisa mengubah bakteri usus, memicu peradangan dan meningkatkan risiko obesitas dan penyakit jantung. Perhatikan, kemungkinan makananmu mengandung emulsifier apabila tertulis: lesitin, mono- dan di- gliserida, poligliserol ester, sorbitol, PG ester dan sugar ester.

Apa penggantinya: jika memungkinkan, ganti makanan ini dengan makanan segar seperti buah dan sayur segar, telur segar, kacang polong, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Mengapa berbahaya: "Monosodium Glutamat (MSG) adalah penambah rasa yang super adiktif, biasa digunakan pada makanan cepat saji, mi instan, makanan kalengan, daging olahan, dan bermacam-macam makanan kemasan," kata Lee.

Lee menyebutkan, konsumsi MSG yang terus-menerus dapat menyebabkan obesitas dan juga banyak masalah kesehatan lainnya. Misal fibromyalgia, lemak dan racun pada liver, gula darah tinggi, asma, kolesterol tinggi, hipertensi, kelainan saraf pada otak, kelainan pencernaan dan sindrom metabolisme.

Apa penggantinya: carilah makanan yang diproses seminimal mungkin dan menggunakan hanya bumbu-bumbu sederhana. Lebih baik lagi, bumbui makananmu dengan cabe rawit. Beberapa studi membuktikan bahwa capsaicin pada cabai dapat meningkatkan metabolisme.

Baca juga: Infografis: Fakta MSG Yang Munculkan Rasa Umami Pada Masakan

Mengapa berbahaya: faktanya, pemanis buatan yang diklaim rendah kalori dan dapat menurunkan berat badan ini justru sebenarnya punya efek yang berlawanan. Pemanis buatan seperti sakarin, sukralos atau aspartam menderita intoleran glukosa, sebuah kondisi metabolisme yang terkait dengan obesitas dan diabetes tipe 2.

"Pemanis buatan mengubah mikrobioma usus menjadi sekumpulan bakteri yang berhubungan dengan penyakit metabolik," kata Lee.

Apa penggantinya: sering mengonsumsi gula biasa juga tidak terlalu baik, jadi makanlah makanan yang mengandung pemanis alami seperti buah-buahan, kayu manis, selai dari kacang-kacangan atau ketela manis.

Baca juga: Pemanis Buatan Bebas Risiko? Siapa Bilang

Mengapa berbahaya: "Memakan banyak karbohidrat olahan seperti pasta, roti, dan permen berisiko menaikkan gula darah, yang bisa memicu pankreasmu untuk memproduksi insulin guna 'membersihkan' gula dari darah," jelas ahli gizi dari New Jersey, Jeanette Kimszal.

Sehingga hal tersebut menjadikan tubuh mencerna dan menyerap makanan terlalu cepat, yang dapat menyebabkan gangguan energi di kemudian hari dan merusak metabolisme kita dalam jangka panjang.

Apa penggantinya: Ada banyak makanan yang mengandung karbo kompleks seperti biji-bijian dan sayuran, misal quinoa dan spaghetti dari labu. Yang mengandung banyak serat untuk memperlambat pencernaan dan menjaga metabolisme.

"Carilah produk gandum yang memiliki paling sedikit 3 gram serat per sajian dan tidak mengandung kata-kata 'diperkaya' pada kemasannya," saran Kimszal.

Mengapa berbahaya: Kebanyakan dari kita cenderung mengasumsikan makanan berlabel 'rendah-lemak' bagus untuk diet.

Secara teori memang benar, karena faktanya lemak memiliki kalori dua kali lebih banyak dari protein dan karbohidrat. Tetapi faktanya, makanan berlabel rendah-lemak malah memungkinkan orang untuk mengonsumsi ekstra kalori.

Apa penggantinya: ketimbang menghindari lemak, tingkatkan metabolismemu dengan mengonsumsi lemak baik, seperti lemak omega-3 yang ditemukan pada ikan salmon, tuna, sarden dan ikan air dingin lainnya.

Mengapa berbahaya: "Karena mengandung sirup jagung berfruktosa tinggi (HFCS), soda dapat menyebabkan sindrom metabolisme, yaitu sekumpulan kondisi (naiknya tekanan darah, gula darah tinggi, lemak berlebih di area pinggang) yang terjadi bersamaan, meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, diabetes," terang Tanya Zuckerbrot, ahli gizi dari New York.

Fruktosa, ketika dikonsumsi dengan jumlah yang sama sepert gula lainnya, memiliki efek yang lebih merusak pada metabolisme, imbuhnya.

Apa penggantinya: Kombucha, teh fermentasi yang terkarbonasi yang mengandung banyak probiotik. Probiotik terbukti dapat membantu tubuh mengatur pencernaan, berat dan metabolisme.

(up/up)

Berita Terkait