"Untuk mencegahnya (penyakit ginjal kronis) kita mesti mundur ke faktor risiko," kata dr Zamhir Setiawan, M.Epid, Kepala Subdit Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Kementerian Kesahatan pada sela acara Press Conference Hari Ginjal Sedunia 2018: Ginjal & Kesehatan Perempuan oleh Baxter, Rabu (7/3/2018).
Untuk memahaminya, yuk kita kupas tuntas faktor-faktor tersebut di sini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelahiran prematur
|
Foto: thinkstock
|
"Kalau seorang ibu mengalami gangguan fungsi ginjal, maka sering kali janinnya tumbuh tidak sehat. Tidak sehat dalam arti dengan berat badan bayi rendah, kadang-kadang dia abortus (keguguran), atau bisa juga meninggal dalam kandungan. Ketika dia lahir dan berat bayinya rendah, itu pada umumnya jumlah nefron (penyusun ginjal) sedikit," jelas dr Aida.
Masih kata Aida, dr penelitian ini sudah banyak dibuktikan terutama di Australia pada populasi Aborigin karena banyak sekali pasien penyakit ginjal di sana.
Untuk pencegahannya, dr Aida menganjurkan kepada orang tua dari bayi yang lahir dengan berat badan rendah untuk memeriksakan ginjal anaknya ke dokter anak. Saat dewasa, jangan ragu untuk membawa anak ke internis. Akan tetapi, perlu ditekankan, tidak berarti semua anak yang lahir dengan berat badan rendah pasti mengalami gangguan ginjal.
Penyakit pemicu
|
Foto: iStock
|
"Hipertensi, diabetes, obesitas, itu yang utama. Tentu saja untuk menjawab pertanyaan itu (bagaimana mencegah) kita harus mengendalikan faktor risiko sebelum itu," tuturnya.
Selain diabetes atau hipertensi, penyakit seperti lupus yang menyerang ginjal, anemia, kanker serviks, AIDS, dan hepatitis C adalah masalah kesehatan lainnya yang bisa merusak kerja ginjal.
Orang yang sering mengalami infeksi saluran kencing (ISK) berulang juga harus waspada karena ini juga bisa menimbulkan masalah pada ginjal, terutama wanita karena memiliki saluran kencing yang lebih pendek daripada pria.
Riwayat keluarga
|
Foto: Facebook/ The Family Imprint
|
Tapi, bukan cuma riwayat penyakit ginjal kronis, orang-orang yang memiliki keluarga sebagai pasien hipertensi atau diabetes juga harus waspada karena kedua hal ini seperti dijelaskan sebelumnya merupakan pencetus munculnya masalah pada ginjalmu.
Baca juga: Deretan Penyebab Gagal Ginjal di Usia Muda
Pola hidup berantakan
|
Foto: Thinkstock
|
"Standar dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) kita jalan 30 menit dalam sehari supaya jantung bisa kita jaga fungsinya. Pembuluh darah tetap elastis, aliran darah terjaga, metabolisme terjaga," ujarnya.
Pola makan yang sehat tidak hanya menghindari diri dari obesitas yang jadi salah satu faktor risiko penyakit ginjal, tapi juga dipengaruhi oleh konsumsi lemak, natrium, dan gula yang berlebihan. Dari data Kementerian Kesehatan terbaru, 93 persen orang Indonesia kebutuhan seratnya belum terpenuhi.
Halaman 2 dari 5











































