5 Hal yang Orang Sering Lakukan untuk Menahan BAB

5 Hal yang Orang Sering Lakukan untuk Menahan BAB

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Minggu, 11 Mar 2018 11:13 WIB
5 Hal yang Orang Sering Lakukan untuk Menahan BAB
Bahkan seorang Sergio Ramos juga bisa mulas perutnya saat sedang berlaga (Foto: Denis Doyle/Getty Images)
Jakarta -

Dalam laga melawan Eibar, bintang Real Madrid Sergio Ramos dikabarkan pamit ke belakang untuk BAB (Buang Air Besar). Kabar ini terkonfirmasi oleh sang pelatih, Zinedine Zidane.

Panggilan alam tersebut dialami Ramos pada menit ke-73. Walau harus mengalami momen unik yang agak-agak memalukan tersebut, Ramos akhirnya boleh berbangga karena timnya menang dengan skor 2-1.

Dalam laga melawan Eibar baru-baru ini, bintang Real Madrid Sergio Ramos dikabarkan pamit ke belakang untuk BAB (Buang Air Besar). Kabar ini terkonfirmasi oleh sang pelatih, Zinedine Zidane.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun dalam banyak kondisi, rasa kebelet BAB muncul pada saat-saat yang tidak terpat. Ramos mengalaminya saat tengah bertanding, sebagian orang yang lain mungkin mengalaminya di tengah-tengah ujian semester atau saat mengikuti rapat penting.



Walau tidak terlalu disarankan, ini beberapa trik yang dilakukan orang untuk menahan BAB.

Berdiri tegak

Foto: ilustrasi/thinkstock
Posisi ideal yang mendukug gerakan usus saat BAB adalah jongkok, jadi sebisa mungkin posisi ini dihindari saat sedang ingin menahan BAB karena akan semakin memicu kebelet. Demikian juga gerakan-gerakan yang membuat perut tertekan. Menegakkan postur saat duduk maupun berdiri, pada beberapa orang cukup membantu mengurangi pergerakan usus.

Mengencangkan otot-otot gluteus

Foto: thinkstock
Menahan BAB akan terasa makin menantang ketika posisi kotoran sudah berada di dekat ujung rektum. Dalam kondisi seperti ini, BAB hanya bisa ditahan dengan menegangkan otot pantat (gluteus) sekuat-kuatnya. Normalnya ini bisa menahan hingga beberapa saat. Namun jika tetap ada yang bocor, maka kemungkinan saraf maupun otot-otot penahan di rektum ada yang melemah.

Mengalihkan perhatian

Foto: Thinkstock
Menahan BAB juga kerap dilakukan dengan memanipulasi pikiran. Konon, semakin dipikirkan maka hasrat untuk BAB akan semakin terasa. Oleh karenanya, cara yang juga dianggap cukup efektif adalah dengan mengalihkan perhatian, misalnya dengan tidak terlalu memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan toilet.

Mengantongi batu

Foto: Thinkstock
Tidak diketahui pasti dari mana sejarahnya mitos ini muncul. Yang pasti, tidak ada pengaruh langsung antara batu yang berada di kantong dengan mekanisme pergerakan usus mendorong kotoran keluar rektum. Walau demikian, diyakini masih banyak yang melakukan hal itu.

Menjadikan BAB sebagai aktivitas terjadwal

Foto: Thinkstock
Kalau tidak ingin terjebak dalam situasi tidak enak karena menahan BAB, maka cara paling tepat adalah menghindarinya. Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain menghindari makanan atau minuman yang merangsang BAB, misalnya makanan pedas. Menjadikan BAB sebagai aktivitas terjadwal, misalnya tiap pagi, juga efektif mencegah hasrat ingin BAB muncul pada saat-saat yang tidak diharapkan.
Halaman 2 dari 6
Posisi ideal yang mendukug gerakan usus saat BAB adalah jongkok, jadi sebisa mungkin posisi ini dihindari saat sedang ingin menahan BAB karena akan semakin memicu kebelet. Demikian juga gerakan-gerakan yang membuat perut tertekan. Menegakkan postur saat duduk maupun berdiri, pada beberapa orang cukup membantu mengurangi pergerakan usus.

Menahan BAB akan terasa makin menantang ketika posisi kotoran sudah berada di dekat ujung rektum. Dalam kondisi seperti ini, BAB hanya bisa ditahan dengan menegangkan otot pantat (gluteus) sekuat-kuatnya. Normalnya ini bisa menahan hingga beberapa saat. Namun jika tetap ada yang bocor, maka kemungkinan saraf maupun otot-otot penahan di rektum ada yang melemah.

Menahan BAB juga kerap dilakukan dengan memanipulasi pikiran. Konon, semakin dipikirkan maka hasrat untuk BAB akan semakin terasa. Oleh karenanya, cara yang juga dianggap cukup efektif adalah dengan mengalihkan perhatian, misalnya dengan tidak terlalu memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan toilet.

Tidak diketahui pasti dari mana sejarahnya mitos ini muncul. Yang pasti, tidak ada pengaruh langsung antara batu yang berada di kantong dengan mekanisme pergerakan usus mendorong kotoran keluar rektum. Walau demikian, diyakini masih banyak yang melakukan hal itu.

Kalau tidak ingin terjebak dalam situasi tidak enak karena menahan BAB, maka cara paling tepat adalah menghindarinya. Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain menghindari makanan atau minuman yang merangsang BAB, misalnya makanan pedas. Menjadikan BAB sebagai aktivitas terjadwal, misalnya tiap pagi, juga efektif mencegah hasrat ingin BAB muncul pada saat-saat yang tidak diharapkan.

(up/up)

Berita Terkait