8 Virus Paling Berbahaya yang Diwaspadai WHO di 2018

8 Virus Paling Berbahaya yang Diwaspadai WHO di 2018

Firdaus Anwar - detikHealth
Senin, 12 Mar 2018 17:05 WIB
8 Virus Paling Berbahaya yang Diwaspadai WHO di 2018
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan laporan terbaru analisa virus-virus berbahaya apa saja yang perlu diwaspadai di tahun 2018 ini. Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (WHO) memiliki metode khusus untuk memperkirakan virus penyakit apa yang perlu diwaspadai karena berpotensi mengancam kesehatan global. Virus dinilai berdasarkan kemungkinannya untuk jadi wabah dan apakah ada terapi yang tersedia.

Nah di tahun 2018 ini WHO mengeluarkan laporan terbaru setidaknya ada 9 virus yang harus diwaspadai. Berikut penjelasannya seperti dikutip dari situs resmi WHO:

Crimean-Congo haemorrhagic fever (CCHF)

Foto: ilustrasi/thinkstock
CCHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari keluarga Bunyaviridae yang disebarkan oleh kutu. Nama "Crimean-Congo" diambil dari tempat pertama kali penyakit diidentifikasi yaitu daerah Crimea dan Congo pada tahun 1944-1969.

Orang yang terinfeksi CCHF bisa mengalami gejala demam, nyeri otot, pusing, nyeri leher, dan sensitif terhadap cahaya. Beberapa hari setelah terinfeksi pasien juga bisa mengalami mood swing, kebingungan, ngantuk, dan depresi.

Belum ada vaksin untuk CCHF yang tingkat mortalitasnya mencapai sekitar 10-40 persen. Biasanya pasien meninggal karena kegagalan organ ginjal dan hati.

Ebola dan Marburg

Foto: ilustrasi/thinkstock
Siapa yang tidak tahu virus Ebola? Seperti mimpi buruk virus ini membuat dunia heboh ketika menyebar di wilayah Afrika Barat pada 2014-2016 memakan 11.310 korban jiwa. Sebelum ada vaksinnya mortalitas Ebola tercatat bisa mencapai sekitar 25-90 persen.

Orang yang terinfeksi akan mengalami demam, diare, hingga perdarahan luar dalam.

Virus Ebola dan Marburg masih satu keluarga dari jenis virus Filoviridae dengan gejala mirip.

Demam Lassa

Foto: ilustrasi/thinkstock
Demam Lassa adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Lassa dari keluarga arenaviridae. Pertama kali diidentifikasi di kota Lassa pada tahun 1969, orang yang terinfeksi oleh virus dapat mengalami gejala yang mirip seperti Ebola.

Saat ini demam Lassa dilaporan tengah mewabah di Nigeria dengan jumlah korban meninggal mencapai 90 orang. Bila seorang ibu hamil terinfeksi demam Lassa maka ada 80 persen kemungkinan sang anak atau dirinya sendiri meninggal dunia.

Belum ada vaksin untuk demam Lassa.

MERS dan SARS

Foto: ilustrasi/thinkstock
Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) adalah dua penyakit infeksi pernapasan oleh virus. Kedua penyakit tersebut sempat menjadi wabah membuat berbagai negara termasuk Indonesia bergerak mencanangkan program pencegahan.

MERS dan SARS diwaspadai karena kemampuannya yang begitu mudah untuk menular. Diduga orang yang sakit dapat menginfeksi orang lain di sekitarnya hanya dengan batuk saja.

Nipah

Foto: ilustrasi/thinkstock
Virus nipah adalah jenis virus baru dari hewan yang pertama kali diidentifikasi di sungai Nipah, Malaysia, tahun 1998. Gejalanya hampir sama seperti penyakit sindrom pernapasan akut dan diketahui bisa juga menyebabkan kasus radang otak yang fatal.

Virus Nipah dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia tanpa ada vaksinnya.

Rift Valley fever (RVF)

Foto: ilustrasi/thinkstock
Rift Valley fever (RVF) atau demam Rift Valley disebabkan oleh virus dari genus Phlebovirus. Sama seperti penyakit lainnya, RVF mendapatkan nama sebutan itu karena pertama kali diidentifikasi di daerah Rift Valley, Kenya, tahun 1931.

RVF disebarkan oleh gigitan nyamuk dan dapat menginfeksi manusia atau hewan.

Orang yang terinfeksi RVF bisa mengalami masalah penglihatan hingga berujung kebutaan dan juga kematian.

Penyakit X

Foto: ilustrasi/thinkstock
Disease X atau penyakit X adalah penyakit misterius yang belum diketahui pasti penyebabnya namun diprediksi dapat memicu pandemik di seluruh dunia dan membunuh jutaan nyawa. Disebutkan bahwa Disease X bisa saja buatan manusia dan bukan dari alam.

Hal ini muncul karena kekhawatiran penggunaan dan pengembangan senjata kimia maupun biologi yang semakin mencuat.

Zika

Foto: Thinkstock
Zika adalah virus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dan bisa menyebabkan kecacatan bila menginfeksi ibu hamil. Anak yang lahir dari ibu terinfeksi dapat mengalami mikrosefali atau kepala kecil karena otak tak berkembang sempurna.

Meski ketika menginfeksi gejala Zika sendiri ringan dan jarang menimbulkan kematian.
Halaman 2 dari 9
CCHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari keluarga Bunyaviridae yang disebarkan oleh kutu. Nama "Crimean-Congo" diambil dari tempat pertama kali penyakit diidentifikasi yaitu daerah Crimea dan Congo pada tahun 1944-1969.

Orang yang terinfeksi CCHF bisa mengalami gejala demam, nyeri otot, pusing, nyeri leher, dan sensitif terhadap cahaya. Beberapa hari setelah terinfeksi pasien juga bisa mengalami mood swing, kebingungan, ngantuk, dan depresi.

Belum ada vaksin untuk CCHF yang tingkat mortalitasnya mencapai sekitar 10-40 persen. Biasanya pasien meninggal karena kegagalan organ ginjal dan hati.

Siapa yang tidak tahu virus Ebola? Seperti mimpi buruk virus ini membuat dunia heboh ketika menyebar di wilayah Afrika Barat pada 2014-2016 memakan 11.310 korban jiwa. Sebelum ada vaksinnya mortalitas Ebola tercatat bisa mencapai sekitar 25-90 persen.

Orang yang terinfeksi akan mengalami demam, diare, hingga perdarahan luar dalam.

Virus Ebola dan Marburg masih satu keluarga dari jenis virus Filoviridae dengan gejala mirip.

Demam Lassa adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Lassa dari keluarga arenaviridae. Pertama kali diidentifikasi di kota Lassa pada tahun 1969, orang yang terinfeksi oleh virus dapat mengalami gejala yang mirip seperti Ebola.

Saat ini demam Lassa dilaporan tengah mewabah di Nigeria dengan jumlah korban meninggal mencapai 90 orang. Bila seorang ibu hamil terinfeksi demam Lassa maka ada 80 persen kemungkinan sang anak atau dirinya sendiri meninggal dunia.

Belum ada vaksin untuk demam Lassa.

Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) adalah dua penyakit infeksi pernapasan oleh virus. Kedua penyakit tersebut sempat menjadi wabah membuat berbagai negara termasuk Indonesia bergerak mencanangkan program pencegahan.

MERS dan SARS diwaspadai karena kemampuannya yang begitu mudah untuk menular. Diduga orang yang sakit dapat menginfeksi orang lain di sekitarnya hanya dengan batuk saja.

Virus nipah adalah jenis virus baru dari hewan yang pertama kali diidentifikasi di sungai Nipah, Malaysia, tahun 1998. Gejalanya hampir sama seperti penyakit sindrom pernapasan akut dan diketahui bisa juga menyebabkan kasus radang otak yang fatal.

Virus Nipah dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia tanpa ada vaksinnya.

Rift Valley fever (RVF) atau demam Rift Valley disebabkan oleh virus dari genus Phlebovirus. Sama seperti penyakit lainnya, RVF mendapatkan nama sebutan itu karena pertama kali diidentifikasi di daerah Rift Valley, Kenya, tahun 1931.

RVF disebarkan oleh gigitan nyamuk dan dapat menginfeksi manusia atau hewan.

Orang yang terinfeksi RVF bisa mengalami masalah penglihatan hingga berujung kebutaan dan juga kematian.

Disease X atau penyakit X adalah penyakit misterius yang belum diketahui pasti penyebabnya namun diprediksi dapat memicu pandemik di seluruh dunia dan membunuh jutaan nyawa. Disebutkan bahwa Disease X bisa saja buatan manusia dan bukan dari alam.

Hal ini muncul karena kekhawatiran penggunaan dan pengembangan senjata kimia maupun biologi yang semakin mencuat.

Zika adalah virus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dan bisa menyebabkan kecacatan bila menginfeksi ibu hamil. Anak yang lahir dari ibu terinfeksi dapat mengalami mikrosefali atau kepala kecil karena otak tak berkembang sempurna.

Meski ketika menginfeksi gejala Zika sendiri ringan dan jarang menimbulkan kematian.

(fds/up)

Berita Terkait