dr Astrianda Suryono, SpM(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo, mengatakan bahwa kebutaan pada glaukoma umumnya terjadi secara perlahan. Awalnya, pengidap glaukoma akan mengalami berkurangnya luas pandangan.
"Jadi kehilangan penglihatannya dari pinggir, dari bagian ekor mata. Biasanya orang gak menyadari karena pandangannya menyempit sedikit demi sedikit. Begitu sudah nggak kelihatan, pandangan hanya seperti melihat dari lubang kunci, baru merasa ada masalah dan datang ke dokter," urai wanita yang akrab disapa dr Tria ini kepada detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ilustrasi tekanan bola mata penyebab glaukoma Foto: thinkstock |
Tekanan tinggi pada bola mata ini bervariasi antara satu individu dengan lainnya, sehingga risiko kebutaan pun berbeda-beda. Semakin tinggi tekanan bola mata, semakin cepat pula progres penyakit menyebabkan kebutaan.
"Ada yang hanya beberapa minggu bisa langsung buta, ada juga yang bertahun-tahun progsesnya. Ini tergantung dari kondisi pasiennya sendiri, bagaimana tekanan bola matanya," ungkap dr Tria.
"Misalnya dia tekanan bola matanya di atas 30 atau 40 mm/Hg, maka dalam beberapa minggu saja bisa buta. Tapi jika sudah didiagnosis glaukoma, lalu tekanan bola matanya dijaga normal di bawah 21 mm/Hg, progres penyakitnya melambat dan risiko kebutaan baru ada bertahun-tahun mendatang," tutupnya.












































ilustrasi tekanan bola mata penyebab glaukoma Foto: thinkstock