Sering Tanpa Gejala, Fakta-fakta Kanker Tiroid yang Perlu Kamu Tahu (2)

Sering Tanpa Gejala, Fakta-fakta Kanker Tiroid yang Perlu Kamu Tahu (2)

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Senin, 26 Mar 2018 17:32 WIB
Sering Tanpa Gejala, Fakta-fakta Kanker Tiroid yang Perlu Kamu Tahu (2)
Foto: Thinkstock
Jakarta - Kanker tiroid diidap oleh Probosutedjo sejak 20 tahun lalu, dan pada Senin (26/3/2018) salah satu pendiri Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia ini dikabarkan meninggal dunia.

Kelenjar tiroid berada di leher kita dan memiliki peran penting dalam metabolisme tubuh kita, bahkan hingga mengatur denyut jantung atau mood. Gawatnya, ketika kanker bersarang di kelenjar tersebut, justru jarang menampakkan gejala.

Mengenal lebih jauh mengenai kanker tiroid, berikut fakta-faktanya yang telah dirangkum oleh detikHealth:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih disarankan dibedah

Foto: Thinkstock
Kanker tiroid memiliki banyak penanganan, mulai dari pengobatan hingga pembedahan. Biasanya pembedahan lebih sering disarankan kecuali pada pengidap kanker tiroid anaplastik.

Pembedahannya meliputi lobektomi (pengangkatan lobus) atau tiroidektomi (pengangkatan seluruh kelenjar tiroid), dan seringnya prosedur ini membawa risiko seperti kerusakan saraf tak disengaja yang berpengaruh ke pita suara. Hal ini dapat menyebabkan kelumpuhan pita suara, serak, gangguan suara atau gangguan pernapasan.

Jika seseorang menjalani tiroidektomi, mereka harus mengonsumsi obat untuk mengganti hormon tiroid yang hilang dan mencegah adanya sisa-sisa sel kanker untuk bertumbuh kembali. Dan obat ini harus mereka konsumsi seumur hidup.

Pengobatannya gunakan radiasi

Foto: YouTube
Pengobatan radioactive iodine (RAI) sering digunakan setelah tiroidektomi untuk menghancurkan jaringan tiroid yang tersisa serta sel-sel kanker yang tidak tersingkirkan setelah operasi. Biasanya RAI berbentuk pil atau cairan dan pasien harus diisolasi sekitar 3 hingga 5 hari.

Selain RAI, ada juga terapi sinar radiasi eksternal dan kemoterapi. Dr Khoi Dao, dokter bedah onkologi di Comprehensive Cancer Centers of Nevada menyebutkan kedua terapi ini tak umum dilakukan untuk mengobati kanker tiroid.


"Kemo mungkin bermanfaat bagi beberapa pengidap kanker tiroid yang tidak merespon pengobatan RAI. Terapi sinar radiasi eksternal bisa menjadi pilihan jika kamu tidak ingin dioperasi dan kankermu terus bertumbuh setelah pengobatan RAI," kata Dr Dao, dikutip dari Health.com.

Ada lagi pengobatan radiasi lainnya yang disebut 'ablasi alkohol', yaitu menyuntikkan alkohol ke sel kanker tiroid kecil yang dipandu dengan gambar ultrasound untuk memastikan lokasi penyuntikkan. Dr Dao mengatakan pengobatan ini sangat membantu untuk menangani kanker yang terjadi di area yang tak mudah diakses saat pembedahan meski tak banyak digunakan untuk mengobati kanker tiroid.

Kadang disebut sebagai 'kanker baik'

Foto: thinkstock
Jika seluruh tipe kanker tiroid (papiler, folikular, meduler) dapat dideteksi dini dan belum menyebar lebih dari kelenjarnya, angka survival selama 5 tahunnya sebesar 98 persen.

Yang artinya, meski terjangkit kanker tiroid, masih ada jaminan hidup 5 tahun ke depan bagi si pengidap. Jumlah harapan hidup tersebut lebih banyak dibanding kanker lainnya yang rata-rata hanya dua tahun.

Namun David Myssiorek, dokter THT-KL di NYU Langone Medical Center berkata lain. "Aku belum menemukan kanker yang 'baik'. Memang diakui kanker tiroid tak seagresif (kanker lainnya), tapi mereka yang menyebut kanker tiroid itu 'baik', belum pernah mengalaminya," tegasnya.

Disarankan untuk memeriksa diri sendiri

Foto: Getty Images

Dr Myssiorek menyebutkan pemeriksaan pada diri sendiri sangat disarankan dan mudah untuk dilakukan. Jika ingin mengenali adanya bengkak di lehermu, periksa dari Adam's apple atau kerap kita sebut jakun di leher yang bergerak naik dan turun saat kita menelan.

Menurut Dr Myssiorek, begini cara memeriksa adanya masalah pada tiroidmu:

"Geser turun jarimu hingga kamu merasakan adanya jakun menonjol lainnya. Taruh jarimu di kedua sisinya (kira-kira tepat di atas lekukan di pangkal leher) dan menelanlah. Jika kamu merasakan adanya gumpalan, maka itu berarti kamu mempunyai masalah. Jangan tunda-segeralah ke dokter," ujar Dr Myssiorek.

Halaman 2 dari 5

Kanker tiroid memiliki banyak penanganan, mulai dari pengobatan hingga pembedahan. Biasanya pembedahan lebih sering disarankan kecuali pada pengidap kanker tiroid anaplastik.

Pembedahannya meliputi lobektomi (pengangkatan lobus) atau tiroidektomi (pengangkatan seluruh kelenjar tiroid), dan seringnya prosedur ini membawa risiko seperti kerusakan saraf tak disengaja yang berpengaruh ke pita suara. Hal ini dapat menyebabkan kelumpuhan pita suara, serak, gangguan suara atau gangguan pernapasan.

Jika seseorang menjalani tiroidektomi, mereka harus mengonsumsi obat untuk mengganti hormon tiroid yang hilang dan mencegah adanya sisa-sisa sel kanker untuk bertumbuh kembali. Dan obat ini harus mereka konsumsi seumur hidup.

Pengobatan radioactive iodine (RAI) sering digunakan setelah tiroidektomi untuk menghancurkan jaringan tiroid yang tersisa serta sel-sel kanker yang tidak tersingkirkan setelah operasi. Biasanya RAI berbentuk pil atau cairan dan pasien harus diisolasi sekitar 3 hingga 5 hari.

Selain RAI, ada juga terapi sinar radiasi eksternal dan kemoterapi. Dr Khoi Dao, dokter bedah onkologi di Comprehensive Cancer Centers of Nevada menyebutkan kedua terapi ini tak umum dilakukan untuk mengobati kanker tiroid.


"Kemo mungkin bermanfaat bagi beberapa pengidap kanker tiroid yang tidak merespon pengobatan RAI. Terapi sinar radiasi eksternal bisa menjadi pilihan jika kamu tidak ingin dioperasi dan kankermu terus bertumbuh setelah pengobatan RAI," kata Dr Dao, dikutip dari Health.com.

Ada lagi pengobatan radiasi lainnya yang disebut 'ablasi alkohol', yaitu menyuntikkan alkohol ke sel kanker tiroid kecil yang dipandu dengan gambar ultrasound untuk memastikan lokasi penyuntikkan. Dr Dao mengatakan pengobatan ini sangat membantu untuk menangani kanker yang terjadi di area yang tak mudah diakses saat pembedahan meski tak banyak digunakan untuk mengobati kanker tiroid.

Jika seluruh tipe kanker tiroid (papiler, folikular, meduler) dapat dideteksi dini dan belum menyebar lebih dari kelenjarnya, angka survival selama 5 tahunnya sebesar 98 persen.

Yang artinya, meski terjangkit kanker tiroid, masih ada jaminan hidup 5 tahun ke depan bagi si pengidap. Jumlah harapan hidup tersebut lebih banyak dibanding kanker lainnya yang rata-rata hanya dua tahun.

Namun David Myssiorek, dokter THT-KL di NYU Langone Medical Center berkata lain. "Aku belum menemukan kanker yang 'baik'. Memang diakui kanker tiroid tak seagresif (kanker lainnya), tapi mereka yang menyebut kanker tiroid itu 'baik', belum pernah mengalaminya," tegasnya.

Dr Myssiorek menyebutkan pemeriksaan pada diri sendiri sangat disarankan dan mudah untuk dilakukan. Jika ingin mengenali adanya bengkak di lehermu, periksa dari Adam's apple atau kerap kita sebut jakun di leher yang bergerak naik dan turun saat kita menelan.

Menurut Dr Myssiorek, begini cara memeriksa adanya masalah pada tiroidmu:

"Geser turun jarimu hingga kamu merasakan adanya jakun menonjol lainnya. Taruh jarimu di kedua sisinya (kira-kira tepat di atas lekukan di pangkal leher) dan menelanlah. Jika kamu merasakan adanya gumpalan, maka itu berarti kamu mempunyai masalah. Jangan tunda-segeralah ke dokter," ujar Dr Myssiorek.

(Frieda Isyana Putri/fds)

Berita Terkait