Gerakan ini diinisiasi oleh U.S. Agency for International Development (USAID), Forum Stop TB Partnership Indonesia (FSTPI) dan para pemerhati TB di Indonesia.
"Penyakit TBC ini adalah penyakit lama terjadi hampir di seluruh dunia dan penanganannya tidak sederhana. Untuk itu dirasa perlu kita membicarakan apa yang bisa kita perbuat," kata Ketua Umum Forum Stop TB Partnership Indonesia (FSTPI), Arifin Panigoro dalam keterangan tertulis, Selasa (27/3/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jangan Percaya Mitos! TBC Bisa Disembuhkan |
Melalui kampanye ini, para aktivis juga mengedukasi masyarakat bahwa TBC dapat disembuhkan dan mengajak mereka untuk memeriksa kesehatannya di instansi kesehatan terdekat. Tujuannya tak lain agar dapat menekan penyebaran TBC di Indonesia.
Selain itu, melalui kegiatan yang diselenggarakan di berbagai kota masyarakat diajak menyampaikan pesan kepedulian mereka dengan berbagai cara, di antaranya menuliskannya pada ikon kampanye yang didesain secara khusus, berfoto di depan mural art work ataupun menggunakan masker dengan desain khusus oleh Tutugraff.
Masyarakat juga diajak untuk melakukan gerakan flshmob yang terinspirasi dari etika batuk dan bersin yaitu, memalingkan muka, menutup mulut dengan sapu tangan atau lengan dalam, menggunakan masker atau tisu, tidak meludah sembarangan, dan mencuci tangan menggunakan sabun dan membilasnya dengan air bersih.
Edukasi etika batuk dan bersin ini penting untuk menghindari penyebaran TBC di masyarakat. Adapun target kampanye kali ini adalah para millennial yang dianggap berpotensi memviralkan kampanye ini melalui media sosial.
"Millennial dianggap perlu dijadikan target kampanye karena kelompok ini akrab dengan penggunaan gawai dan sangat aktif di media sosial. Lewat kampanye #PeduliKitaPeduliTBC diharapkan informasi terkait TBC bisa diketahui oleh kaum millennial terutama bagi teman sebayanya dan keluarganya," ujar Gaby, salah satu anggota steering committee kampanye nasional TBC FSTPI.
Dalam kampanye nasional TBC ini, FSTPI menggandeng beberapa figur publik, antara lain Reza Rahadian dan seniman mural Tutugraff yang diharapkan bisa menjadi penyebar informasi dan membuat masyarakat yang mengikuti mereka peduli terhadap TBC. (ega/up)











































