Tak cukup banyak edukasi yang diberikan pada wanita sejak usia remaja, sehingga cenderung menyebabkan terabaikannya gejala-gejala dari masalah reproduksi. Termasuk dalam urusan haid, pengetahuan wanita masih cukup terbatas.
Normalnya, haid memiliki siklus sepanjang 25-35 hari dihitung sejak haid pertama dalam satu bulan dan lama haid berkisar antara 4-6 hari. Darah yang dikeluarkan selama haid sekitar 25-60 cc (3-4 sendok makan).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ulasan singkat mengenai gangguan haid seperti yang dijelaskan oleh dr Grace:
1. Menorrhagia
Merupakan kondisi di mana wanita mengalami haid yang terlalu lama atau keluar darah haid yang terlalu banyak. Cara mengukurnya adalah jika haid lebih lama dari 7 hari atau darah yang keluar lebih banyak dari 80 ml (setara dengan 6 kali ganti pembalut saat penuh dalam sehari).
"Penyebabnya dibagi dua, yaitu struktural yang bisa dilihat seperti polip, mioma, dan penebalan dinding rahim. Lalu hormonal, ini lebih abstrak dan lebih dikaitkan dengan kompartemen atas (hipotalamus di otak) seperti stres, makanan, atau olahraga," jelas dr Grace pada acara Media Discussion "5 Masalah Utama Kewanitaan" di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (29/3/2018).
2. Amenorrhea
Merupakan kondisi di mana wanita sama sekali tidak mengalami haid atau berhenti haid. Amenorrhea dibagi menjadi dua, yaitu amenorrhea primer dan amenorrhea sekunder.
Dijelaskan oleh dr Grace, amenorrhea primer adalah kasus di mana wanita sama sekali belum mengalami haid hingga batas usia pubertas 16-17 tahun. Sedangkan pada amenorrhea sekunder, wanita sudah pernah mengalami haid (menarche) sebelumnya lalu berhenti haid selama 6-12 bulan.
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan terjadinya amenorrhea sekunder.
3. Dismenorrhea
Merupakan kondisi di mana wanita mengalami nyeri saat haid, biasanya dialami pada hari pertama dan kedua. Namun, dr Grace menyebutkan ada beberapa hal yang menyebabkan nyeri haid tidak normal, dan itulah yang harus kita waspadai.
"Kalau nyeri haid hanya kram dan masih bisa beraktivitas, itu masih normal. Tapi kalau sampe guling-guling, keringat dingin, ga bisa aktivitas karena nyeri hebat, bisa jadi itu endometriosis. Banyak banget wanita yang kena endometriosis," tuturnya.
Endometriosis dapat tumbuh di mana saja dan dapat menyebabkan terjadinya perlengketan, misal dengan otot rahim atau bahkan usus. Akibatnya bisa terjadi peradangan kronik.
"Endometriosis itu bandel, abis operasi bisa muncul lagi, paling sering sampe 4 kali karena tingkat rekurensinya 25-40 persen. Itu bisa mengganggu fertilitas pada wanita," tandas dr Grace. (Frieda Isyana Putri/fds)











































