Tak Hanya Dismenorrhea, Kenali Jenis-jenis Gangguan Haid Lainnya

Tak Hanya Dismenorrhea, Kenali Jenis-jenis Gangguan Haid Lainnya

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Kamis, 29 Mar 2018 17:01 WIB
Tak Hanya Dismenorrhea, Kenali Jenis-jenis Gangguan Haid Lainnya
Foto: Dok. Thinkstock
Jakarta - Masalah reproduksi pada wanita hingga kini masih dianggap tabu dan sepele. Pada akhirnya kerap diketahui sudah dalam keadaan sudah parah atau gawat.

Tak cukup banyak edukasi yang diberikan pada wanita sejak usia remaja, sehingga cenderung menyebabkan terabaikannya gejala-gejala dari masalah reproduksi. Termasuk dalam urusan haid, pengetahuan wanita masih cukup terbatas.

Normalnya, haid memiliki siklus sepanjang 25-35 hari dihitung sejak haid pertama dalam satu bulan dan lama haid berkisar antara 4-6 hari. Darah yang dikeluarkan selama haid sekitar 25-60 cc (3-4 sendok makan).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

dr Grace Valentine, Sp.OG dari RS Pondok Indah Jakarta mengatakan saat haid bisa terganggu karena faktor-faktor tertentu. Istilah yang kerap terdengar adalah dismenorrhea, namun ternyata masih ada juga amenorrhea dan menorrhagia.

Berikut ulasan singkat mengenai gangguan haid seperti yang dijelaskan oleh dr Grace:

1. Menorrhagia
Merupakan kondisi di mana wanita mengalami haid yang terlalu lama atau keluar darah haid yang terlalu banyak. Cara mengukurnya adalah jika haid lebih lama dari 7 hari atau darah yang keluar lebih banyak dari 80 ml (setara dengan 6 kali ganti pembalut saat penuh dalam sehari).

"Penyebabnya dibagi dua, yaitu struktural yang bisa dilihat seperti polip, mioma, dan penebalan dinding rahim. Lalu hormonal, ini lebih abstrak dan lebih dikaitkan dengan kompartemen atas (hipotalamus di otak) seperti stres, makanan, atau olahraga," jelas dr Grace pada acara Media Discussion "5 Masalah Utama Kewanitaan" di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (29/3/2018).


2. Amenorrhea
Merupakan kondisi di mana wanita sama sekali tidak mengalami haid atau berhenti haid. Amenorrhea dibagi menjadi dua, yaitu amenorrhea primer dan amenorrhea sekunder.

Dijelaskan oleh dr Grace, amenorrhea primer adalah kasus di mana wanita sama sekali belum mengalami haid hingga batas usia pubertas 16-17 tahun. Sedangkan pada amenorrhea sekunder, wanita sudah pernah mengalami haid (menarche) sebelumnya lalu berhenti haid selama 6-12 bulan.

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan terjadinya amenorrhea sekunder.


3. Dismenorrhea
Merupakan kondisi di mana wanita mengalami nyeri saat haid, biasanya dialami pada hari pertama dan kedua. Namun, dr Grace menyebutkan ada beberapa hal yang menyebabkan nyeri haid tidak normal, dan itulah yang harus kita waspadai.

"Kalau nyeri haid hanya kram dan masih bisa beraktivitas, itu masih normal. Tapi kalau sampe guling-guling, keringat dingin, ga bisa aktivitas karena nyeri hebat, bisa jadi itu endometriosis. Banyak banget wanita yang kena endometriosis," tuturnya.


Endometriosis dapat tumbuh di mana saja dan dapat menyebabkan terjadinya perlengketan, misal dengan otot rahim atau bahkan usus. Akibatnya bisa terjadi peradangan kronik.

"Endometriosis itu bandel, abis operasi bisa muncul lagi, paling sering sampe 4 kali karena tingkat rekurensinya 25-40 persen. Itu bisa mengganggu fertilitas pada wanita," tandas dr Grace. (Frieda Isyana Putri/fds)

Berita Terkait