"Karena penyakit autoimun menyerang organ tubuhnya, lambung, paru-paru, nggak ada imunnya lagi. Nama sakit udah lama. Apalagi autoimun itu nggak ada obatnya ya. Tergantung body-nya bisa menerima apa nggak. Sampai sekarang belum ada obatnya," ujar Fanny, seperti yang dikutip dari detikHOT, Senin (2/4/2018).
Penyakit autoimun adalah penyakit di mana sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang jaringan tubuh orang itu sendiri. Ada beberapa penyakit autoimun yang harus kita ketahui, yaitu:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Radang sendi
|
Foto: thinkstock
|
Gejalanya adalah kelelahan, demam, penurunan berat badan, dan hilangnya nafsu makan yang cenderung cepat dan memburuk dalam hitungan minggu.
Lupus
|
Foto: Instagram/selenagomez
|
Perawatan yang bisa dilakukan adalah dengan kortikosteroid dan obat-obatan lain untuk membantu mengurangi peradangan, menekan sistem kekebalan tubuh, dan meminimalkan kerusakan pada organ.
Hashimoto
|
Foto: Instagram/gigihadid
|
Gangguan pada produksi hormon tiroid ini memicu serangkaian gejala, termasuk kelelahan ekstrem dan gangguan metabolisme. Satu lagi efek penyakit Hashimoto adalah penambahan berat badan. Meski begitu, sebagian besar berat badan yang bertambah hanya air, dan bisa ditangkal dengan diet sehat.
Psoriasis
|
Foto: Thinkstock
|
Kondisi kulit ini biasanya ditemui pada kulit kepala, kulit siku lengan, lutut, dan tangan. "Psoriosis terkait dengan masalah genetik walaupun tidak selalu diturunkan. Faktor pencetusnya bisa dari kebiasaan merokok, obat-obatan, infeksi, dan faktor lainnya yang menurunkan kekebalan tubuh," kata dr Danang Tri Wahyudi SpKK(K) dari Rumah Sakit Kanker Dharmais.
Psoriasis arthritis
|
Foto: Thinkstock
|
Jenis peradangan ini biasanya menyerang persendian besar. Pada kasus yang parah bisa menyebabkan rasa sakit, kaku, pembengkakan, dan kerusakan sendi.
Sindrom Sjogren
|
Foto: thinkstock
|
Orang yang berisiko terkena sindrom ini adalah pada usia di atas 40 tahun. Para ilmuwan berpikir penyakit ini disebabkan oleh kombinasi gen dan paparan virus atau bakteri, tetapi mereka juga menyelidiki kemungkinan bahwa endokrin dan sistem saraf juga berperan penting.
Skleroderma
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Halaman 2 dari 8











































