Tetapi menurut dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Pondok Indah - Bintaro Jaya, dr Gea Pandhita, MKes, SpS, hal tersebut tidak baik bagi ingatan otak.
"Multitasking itu nggak bagus buat pertahanan memori kita, karena kita perhatiannya akan terpecah-terpecah. Harusnya jadi satu, kita bagi jadi lima," ujarnya di Restoran Asiatale, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Lupa vs Pikun, Sama Nggak Sih? |
Untuk menghindari hal itu, dr Gea memberikan dua tips yang baik bagi ingatan di otak, yaitu asosiasi dan visualisasi. Asosiasi adalah memusatkan beberapa hal menjadi satu.
"Contoh kalau mau belanja susah mengingat satu-satu. Buat asosiasi satu paket, misal mau bikin masakan apa berarti ini loh bahan-bahan yang harus dibeli," jelasnya.
Sedangkan visualisasi adalah menggambarkan hal-hal yang kita ingat, karena ingatan akan lebih melekat dengan gambar daripada kata.
"Visualisasikan apa yang kita ingat supaya ingat lebih dalam," tandasnya.
Namun berpikir dengan cara multitasking diyakini dr Gea tidak menyebabkan pikun atau demensia. Karena hal ini memengaruhi ingatan saja, sedangkan demensia memengaruhi fungsi kognitif.











































