Menurut dokter spesialis paru dari Mayapada Hospital, dr Boedi Swidarmoko, SpP(K), abu vulkanik dari erupsi gunung bisa berdampak pada kesehatan saluran napas. Perlindungan berupa masker dibutuhkan untuk mengurangi dampaknya.
Bisa saja akan terjadi deposisi dari debu vulkanik dalam saluran napas, yaitu menimbulkan reaksi alergi dan peradangan. Kemudian bisa terjadi manifestasi batuk, yang awalnya batuk tanpa dahak, lalu diikuti batuk dengan dahak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari International Volcanic Health Hazard Network (IVHHN), abu vulkanik juga bisa memicu masalah pernapasan akut. Contohnya hidung meler, sakit tenggorokan, kesulitan bernapas, dan gejala bronkitis lainnya.
Terutama bagi mereka yang sudah memiliki masalah pernapasan sebelumnya, maka paparan abu vulkanik dapat semakin memperparah gejala. Sebagai contoh anak yang memiliki asma mungkin akan mengalami serangan asma yang lebih berat.
Terkait erupsi freatik Gunung Merapi, radius bahaya telah ditetapkan sepanjang 3 kilometer dari puncak. Warga di radius 5 kilometer sudah diinstruksikan untuk mengungsi.
"Hujan abu diperkirakan turun di sekitar Gunung Merapi khususnya di bagian selatan dan tergantung dari arah angin," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho seperti dikutip dari detikNews, Jumat (11/5/2018).











































