Gagal Jantung dan Serangan Jantung, Apa Bedanya?

Gagal Jantung dan Serangan Jantung, Apa Bedanya?

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Rabu, 16 Mei 2018 16:49 WIB
Gagal Jantung dan Serangan Jantung, Apa Bedanya?
Foto: Thinkstock
Jakarta - Masalah jantung masih menjadi penyumbang kematian terbesar di dunia. Baru-baru ini, dua seniman kondang dikabarkan meninggal karenanya, yakni dalang kondang Ki Enthus Susmono karena gagal jantung dan pelawak Gogon Margono Srimulat karena serangan jantung.

Kedua penyakit tersebut sama-sama bentuk dari penyakit jantung dan punya penyebab yang hampir sama. Lalu bagaimana cara membedakannya? detikHealth telah merangkumnya dari berbagai sumber, sebagai berikut:

Sama tapi berbeda

Foto: thinkstock
Menurut dr Tunggul Situmorang, SpPD, KGH, konsultan ginjal dan hipertensi dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), perbedaan gagal jantung dan serangan jantung dapat dilihat dari penyebabnya.

"Serangan jantung banyak penyebabnya. Kalau gagal jantung pasti sesak-sesak, kalau serangan jantung belum tentu sesak. Kalau sudah sesak berarti serangan jantung akut yang bikin mendadak. Tapi umumnya penyebab dan faktor risikonya sama," papar dr Tunggul kepada detikHealth, Rabu (16/5/2018).

Kebanyakan serangan jantung terjadi mendadak ketika salah satu arteri ke jantung tersumbat dan memotong aliran darah yang akan menghentikan suplai oksigen. Di mana tanpa oksigen, otot-otot jantung lama-lama akan mati.

Sementara gagal jantung biasanya bertahap, mulai dari otot jantung melemah dan kesulitan memompa darah untuk menutrisi sel-sel yang ada dalam tubuh. Gagal jantung merupakan kondisi kronis yang lama kelamaan akan memburuk, tetapi dengan pengobatan tepat akan membantumu hidup lebih lama dan lebih baik.

Serangan jantung dapat menjadi gagal jantung jika kemampuan memompanya semakin lemah. Dalam beberapa kasus, lanjut dr Tunggul, gagal jantung juga dapat datang mendadak setelah serangan jantung, biasanya gejalanya lebih parah awalnya, disebut dengan gagal jantung akut.

Penyebab

Foto: iStock
Penyakit arteri koroner menjadi akar masalah baik dari serangan jantung dan gagal jantung, menurut situs Web MD. Di mana adanya penumpukan plak dalam waktu lama karena lemak dan substansi lainnya yang membuat arteri jantung menyempit atau mengeras.

Dalam kasus serangan jantung, plak tersebut berubah menjadi klot atau gumpalan yang akan menghentikan aliran darah. Kadang spasm atau kontraksi otot mendadak juga bisa menjadi penyebab, dan kasus paling langka disebabkan adanya robekan di dinding jantung atau coronary artery dissection, seperti yang dialami Dahlan Iskan.

Sementara gagal jantung disebabkan penyumbatan di pembuluh darah yang lalu membuat jantung menjadi lemah dan lama-kelamaan gagal berfungsi. Gagal jantung juga bisa disebabkan oleh beberapa kondisi lain seperti misalnya hipertensi, aritmia, infeksi, HIV/AIDS, kemoterapi, tiroid, dan penyakit paru.

Gejala

Foto: thinkstock
Gejala pada serangan jantung tiap orangnya berbeda-beda, bahkan berbeda juga pada wanita dan pria. Yang paling umum, gejala serangan jantung adalah nyeri atau rasa tertekan di tengah dada atau tubuh bagian atas, kesulitan bernapas, muntah atau mual, pusing, kelelahan dan berkeringat dingin.

Pada gagal jantung, gejala-gejalnya masih tampak klasik, meliputi napas pendek (terutama saat berbaring), denyut jantung cepat atau tak beraturan, kelelahan, bengkak di pergelangan kaki, kedua kaki, atau perut dan badan dari kelebihan cairan, serta rasa pusing.

Penanganan

Foto: thinkstock

Serangan jantung harus segera ditangani, bahkan hanya saat kamu merasakan gejala-gejalanya. Biasanya obat penipis darah seperti aspirin dan nitrogliserin diberikan untuk memperlancar aliran darah.

Meski menakutkan dan berisiko kematian, banyak orang yang dapat sembuh dari serangan jantung. Operasi juga diperlukan apabila penyumbatan arterinya mengkhawatirkan.

Penanganan pada gagal jantung tak jauh beda. Dalam beberapa kasus tertentu yang serius, penanaman alat seperti pacemaker, defribilator, atau bahkan pompa bisa dilakukan.

Bahkan bila terlalu parah, bisa memerlukan prosedur transplantasi jantung. Saran dr Tunggul, semua masalah kardiovaskular bisa dicegah dengan perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, turunkan berat badan bila gemuk dan berolahraga.

Halaman 2 dari 5

Menurut dr Tunggul Situmorang, SpPD, KGH, konsultan ginjal dan hipertensi dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), perbedaan gagal jantung dan serangan jantung dapat dilihat dari penyebabnya.

"Serangan jantung banyak penyebabnya. Kalau gagal jantung pasti sesak-sesak, kalau serangan jantung belum tentu sesak. Kalau sudah sesak berarti serangan jantung akut yang bikin mendadak. Tapi umumnya penyebab dan faktor risikonya sama," papar dr Tunggul kepada detikHealth, Rabu (16/5/2018).

Kebanyakan serangan jantung terjadi mendadak ketika salah satu arteri ke jantung tersumbat dan memotong aliran darah yang akan menghentikan suplai oksigen. Di mana tanpa oksigen, otot-otot jantung lama-lama akan mati.

Sementara gagal jantung biasanya bertahap, mulai dari otot jantung melemah dan kesulitan memompa darah untuk menutrisi sel-sel yang ada dalam tubuh. Gagal jantung merupakan kondisi kronis yang lama kelamaan akan memburuk, tetapi dengan pengobatan tepat akan membantumu hidup lebih lama dan lebih baik.

Serangan jantung dapat menjadi gagal jantung jika kemampuan memompanya semakin lemah. Dalam beberapa kasus, lanjut dr Tunggul, gagal jantung juga dapat datang mendadak setelah serangan jantung, biasanya gejalanya lebih parah awalnya, disebut dengan gagal jantung akut.

Penyakit arteri koroner menjadi akar masalah baik dari serangan jantung dan gagal jantung, menurut situs Web MD. Di mana adanya penumpukan plak dalam waktu lama karena lemak dan substansi lainnya yang membuat arteri jantung menyempit atau mengeras.

Dalam kasus serangan jantung, plak tersebut berubah menjadi klot atau gumpalan yang akan menghentikan aliran darah. Kadang spasm atau kontraksi otot mendadak juga bisa menjadi penyebab, dan kasus paling langka disebabkan adanya robekan di dinding jantung atau coronary artery dissection, seperti yang dialami Dahlan Iskan.

Sementara gagal jantung disebabkan penyumbatan di pembuluh darah yang lalu membuat jantung menjadi lemah dan lama-kelamaan gagal berfungsi. Gagal jantung juga bisa disebabkan oleh beberapa kondisi lain seperti misalnya hipertensi, aritmia, infeksi, HIV/AIDS, kemoterapi, tiroid, dan penyakit paru.

Gejala pada serangan jantung tiap orangnya berbeda-beda, bahkan berbeda juga pada wanita dan pria. Yang paling umum, gejala serangan jantung adalah nyeri atau rasa tertekan di tengah dada atau tubuh bagian atas, kesulitan bernapas, muntah atau mual, pusing, kelelahan dan berkeringat dingin.

Pada gagal jantung, gejala-gejalnya masih tampak klasik, meliputi napas pendek (terutama saat berbaring), denyut jantung cepat atau tak beraturan, kelelahan, bengkak di pergelangan kaki, kedua kaki, atau perut dan badan dari kelebihan cairan, serta rasa pusing.

Serangan jantung harus segera ditangani, bahkan hanya saat kamu merasakan gejala-gejalanya. Biasanya obat penipis darah seperti aspirin dan nitrogliserin diberikan untuk memperlancar aliran darah.

Meski menakutkan dan berisiko kematian, banyak orang yang dapat sembuh dari serangan jantung. Operasi juga diperlukan apabila penyumbatan arterinya mengkhawatirkan.

Penanganan pada gagal jantung tak jauh beda. Dalam beberapa kasus tertentu yang serius, penanaman alat seperti pacemaker, defribilator, atau bahkan pompa bisa dilakukan.

Bahkan bila terlalu parah, bisa memerlukan prosedur transplantasi jantung. Saran dr Tunggul, semua masalah kardiovaskular bisa dicegah dengan perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, turunkan berat badan bila gemuk dan berolahraga.

(frp/up)

Berita Terkait