Menantu Hatta Rajasa Mengidap Kanker Kulit, Kenali Faktor Risikonya (1)

Menantu Hatta Rajasa Mengidap Kanker Kulit, Kenali Faktor Risikonya (1)

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Selasa, 22 Mei 2018 09:14 WIB
Menantu Hatta Rajasa Mengidap Kanker Kulit, Kenali Faktor Risikonya (1)
Rasyid Rajasa di pemakaman istrinya (Foto: Instagram Aliya Rajasa)
Jakarta - Menantu Hatta Rajasa, Adara Taista atau yang biasa disapa Dara, diberitakan meninggal di Jepang pada Sabtu (19/5/2018) lalu akibat kanker kulit jenis melanoma. Ia disebut telah mengidap penyakit tersebut sejak awal 2017 dan telah menjalani pengobatan di berbagai negara.

Melanoma merupakan kanker kulit yang paling ganas, ditambah lagi seperti disebutkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam situsnya bahwa terjadi peningkatan, antara 2 dan 3 juta kasus kanker kulit non-melanoma dan 132.000 kanker kulit melanoma terjadi di dunia.

Walau belum banyak terjadi di Indonesia, kenali faktor-faktor risiko dari kanker kulit melanoma berikut ini, seperti dikutip dari American Cancer Society:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Paparan sinar ultraviolet (UV)

Foto: thinkstock
Paparan pada sinar UV merupakan faktor risiko utama dari melanoma, dan sumbernya bisa berasal langsung dari matahari atau tanning beds (kapsul khusus untuk tanning) atau sun lamp (lampu UV).

Radiasi sinar UV dapat merusak sel DNA kulit yang mengontrol pertumbuhan sel kulit itu sendiri, yang lalu dapat berkembang menjadi sel kanker apabila terjadi paparan terus menerus.

WHO sendiri mengkhawatirkan akan melonjaknya kasus kanker kulit akibat berkurangnya lapisan ozon dalam atmosfer (yang berfungsi sebagai pelindung) yang mengakibatkan lebih banyak lagi radiasi UV mencapai permukaan bumi. Diperkirakan setiap 10 persen menipisnya lapisan ozon, maka sekitar 300.000 kasus non-melanoma dan 4.500 kasus melanoma akan bertambah.

Tahi lalat

Foto: thinkstock
Pernah melihat orang yang punya banyak sekali tahi lalat di badannya? Meski terlihat tak berbahaya, sebenarnya tahi lalat adalah salah satu bentuk tumor non-kanker berpigmen yang jinak. Tahi lalat biasanya tak terdapat pada bayi, namun akan muncul ketika sudah beranjak dewasa.

Seseorang yang mempunyai lebih dari 50 tahi lalat di tubuhnya berisiko tinggi mengidap melanoma, seperti dikutip dari American Cancer Society. Meski memang kemungkinan tahi lalat dapat berubah menjadi kanker sangat rendah, tapi bagaimanapun jika kamu dalam kondisi tersebut lebih baik konsultasikan ke dokter.

Riwayat keluarga

Foto: thinkstock
Jika keluarga dekatmu (orang tua, saudara kandung, atau anak) ada yang pernah mengidap melanoma, maka kamu berisiko tinggi akan mengidap melanoma juga. Sekitar 10 persen orang pengidap melanoma memiliki riwayat keluarga dengan penyakit tersebut

Biasanya ini disebabkan kecenderungan keluarga akan paparan sinar matahari, keturunan kulit putih, mutasi gen tertentu atau kombinasi dari beberapa faktor. Seseorang yang juga sudah pernah mengidap melanoma juga berisiko tinggi dapat terkena lagi.

Usia dan jenis kelamin

Foto: thinkstock

Melanoma dan berbagai penyakit kanker kulit lainnya memang lebih sering diidap oleh orang di usia lanjut, namun sejak tahun 1970 hingga 2009, insiden melanoma meningkat pada usia muda, seperti dilaporkan jurnal dalam NCBI.

Jenis kanker kulit ganas ini menjadi kanker yang paling umum terjadi pada usia muda di bawah 30 tahun (umumnya wanita), terutama yang memiliki riwayat keluarga. Di Amerika Serikat, di bawah umur 50 tahun risikonya tinggi bagi wanita, namun di atas usia 50 tahun risiko lebih tinggi pada pria.

Halaman 2 dari 5

Paparan pada sinar UV merupakan faktor risiko utama dari melanoma, dan sumbernya bisa berasal langsung dari matahari atau tanning beds (kapsul khusus untuk tanning) atau sun lamp (lampu UV).

Radiasi sinar UV dapat merusak sel DNA kulit yang mengontrol pertumbuhan sel kulit itu sendiri, yang lalu dapat berkembang menjadi sel kanker apabila terjadi paparan terus menerus.

WHO sendiri mengkhawatirkan akan melonjaknya kasus kanker kulit akibat berkurangnya lapisan ozon dalam atmosfer (yang berfungsi sebagai pelindung) yang mengakibatkan lebih banyak lagi radiasi UV mencapai permukaan bumi. Diperkirakan setiap 10 persen menipisnya lapisan ozon, maka sekitar 300.000 kasus non-melanoma dan 4.500 kasus melanoma akan bertambah.

Pernah melihat orang yang punya banyak sekali tahi lalat di badannya? Meski terlihat tak berbahaya, sebenarnya tahi lalat adalah salah satu bentuk tumor non-kanker berpigmen yang jinak. Tahi lalat biasanya tak terdapat pada bayi, namun akan muncul ketika sudah beranjak dewasa.

Seseorang yang mempunyai lebih dari 50 tahi lalat di tubuhnya berisiko tinggi mengidap melanoma, seperti dikutip dari American Cancer Society. Meski memang kemungkinan tahi lalat dapat berubah menjadi kanker sangat rendah, tapi bagaimanapun jika kamu dalam kondisi tersebut lebih baik konsultasikan ke dokter.

Jika keluarga dekatmu (orang tua, saudara kandung, atau anak) ada yang pernah mengidap melanoma, maka kamu berisiko tinggi akan mengidap melanoma juga. Sekitar 10 persen orang pengidap melanoma memiliki riwayat keluarga dengan penyakit tersebut

Biasanya ini disebabkan kecenderungan keluarga akan paparan sinar matahari, keturunan kulit putih, mutasi gen tertentu atau kombinasi dari beberapa faktor. Seseorang yang juga sudah pernah mengidap melanoma juga berisiko tinggi dapat terkena lagi.

Melanoma dan berbagai penyakit kanker kulit lainnya memang lebih sering diidap oleh orang di usia lanjut, namun sejak tahun 1970 hingga 2009, insiden melanoma meningkat pada usia muda, seperti dilaporkan jurnal dalam NCBI.

Jenis kanker kulit ganas ini menjadi kanker yang paling umum terjadi pada usia muda di bawah 30 tahun (umumnya wanita), terutama yang memiliki riwayat keluarga. Di Amerika Serikat, di bawah umur 50 tahun risikonya tinggi bagi wanita, namun di atas usia 50 tahun risiko lebih tinggi pada pria.

(frp/up)

Kanker Kulit Melanoma
14 Konten
Kanker kulit melanoma kembali jadi perbincangan. Menantu Hatta Rajasa, Adara Taista yang meninggal baru-baru ini, dikabarkan mengidap penyakit tersebut.
Berita Terkait