Jika Alami Gejala Ini, Bisa Jadi Kamu Kena HIV (2)

Jika Alami Gejala Ini, Bisa Jadi Kamu Kena HIV (2)

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Selasa, 26 Jun 2018 11:40 WIB
Jika Alami Gejala Ini, Bisa Jadi Kamu Kena HIV (2)
Jakarta - HIV atau human immunodeficiency virus merupakan virus mematikan yang menyerang sistem imun tubuh. Jika tak segera tertangani, HIV bisa menyebabkan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).

"Pada tahun 2016, sejumlah 48 ribu orang terinfeksi HIV di Indonesia dan 38 ribu jiwa meninggal terkait dengan AIDS. Ada sektiar 620 ribu jiwa hidup dengan HIV, di dalamnya 13 persen orang mendapatkan terapi antiretroviral," demikian dilaporkan oleh situs UNAIDS.

Sayangnya, karena banyak gejala HIV yang mirip dengan gejala-gejala biasa, pengidapnya banyak yang tak sadar telah terinfeksi. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut gejala dan perbedaannya:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Leher, ketiak, dan paha bawah bengkak

Foto: thinkstock
Kelenjar limfe merupakan kelenjar yang memproduksi sel-sel pelawan infeksi. Kelenjar ini terletak di leher, ketiak dan paha bawah, bekerja sangat keras pada pengidap HIV.

"Oleh karena itulah sepertiga orang yang terinfeksi virus tersebut menyadari bahwa kelenjar ini terlihat lebih besar dari ukurang normal," jelas Michael Horberg, MD, direktur HIV-AIDS for Kaiser Permanente, dikutip dari Women's Health.

Candidiasis

Foto: ilustrasi/thinkstock
Candidiasis atau infeksi ragi merupakan kondisi di mana jamur bernama candida berukuran mikroskopik menyebar tidak terkontrol. Ragi ini hidup di tempat lembab seperti mulut dan vagina.

"Kemampuan alamiah tubuhmu melawan infeksi lain sedang diserang. Sel-sel B dan T dalam tubuhmu ditekan karena mereka sedang bekerja untuk hal yang lain," kata dr Horberg.

Walau begitu, ada juga kondisi lain yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi ini, seperti diabetes. Kadang juga wanita tanpa riwayat penyakit apapun juga bisa terkena.

Sariawan

Foto: Thinkstock

Sariawan terjadi karena adanya peradangan, dan respons alamiah tubuh terhadap infeksi virus terutama HIV adalah dengan munculnya peradangan. Akan tetapi, pada umumnya sariawan muncul karena alasan-alasan yang biasa seperti stres, alergi makanan atau bahkan perubahan hormon.

Tiba-tiba bobot turun drastis

Foto: Thinkstock
"Pada stadium akhir, HIV yang tidak tertangani dapat menyebatkan berat badan turun drastis. Di mana massa otot dan lemak yang hilang, karena virus tersebut menyebabkanmu kehilangan nafsu makan dan mencegah tubuhmu untuk menyerap nurtrisi," kata dr Horberg.

Jumlah bobot yang turun beragam, namun sangat menonjol dan sering terjadi setelah beberapa waktu. dr Horberg menjelaskan lagi bahwa kondisi ini tidak terjadi pada pengidap HIV yang telah ditangani dengan baik menggunakan obat-obatan modern.

Batuk kering

Foto: Thinkstock
Batuk kering bahkan sering dianggap sebelah mata oleh kebanyakan orang. Namun jika berlangsung selama hampir setahun dan malah memburuk, bisa berarti gejala HIV. Apalagi kalau tidak mempan dengan obat-obatan.

"Kondisi ini bisa berlangsung selema berminggu-minggu dan tak terlihat adanya pengobatan yang ampuh. Sangat umum terjadi pada pasien HIV yang serius," kata Dr Carlos Malvestutto, MD, instruktur penyakit infeksi dan imunologi di Fakultas Kedokteran di NYU School of Medicine, kota New York, dikutip dari Health Line.

Perubahan kuku

Foto: 9gag

Tanda lainnya dari infeksi HIV yang sudah menginjak stadium lanjut adalah perubahan pada kuku. Misal seperti clubbing (kuku menebal dan membulat), terpisah, atau berubah warna (menjadi hitam atau cokelat).

"Seringkali ini disebabkan oleh infeksi jamur, seperti candida. Pasien dengan sistem imun yang terkuras akan lebih rentan pada infeksi jamur," kata Dr Malvestutto.

Halaman 2 dari 7

Kelenjar limfe merupakan kelenjar yang memproduksi sel-sel pelawan infeksi. Kelenjar ini terletak di leher, ketiak dan paha bawah, bekerja sangat keras pada pengidap HIV.

"Oleh karena itulah sepertiga orang yang terinfeksi virus tersebut menyadari bahwa kelenjar ini terlihat lebih besar dari ukurang normal," jelas Michael Horberg, MD, direktur HIV-AIDS for Kaiser Permanente, dikutip dari Women's Health.

Candidiasis atau infeksi ragi merupakan kondisi di mana jamur bernama candida berukuran mikroskopik menyebar tidak terkontrol. Ragi ini hidup di tempat lembab seperti mulut dan vagina.

"Kemampuan alamiah tubuhmu melawan infeksi lain sedang diserang. Sel-sel B dan T dalam tubuhmu ditekan karena mereka sedang bekerja untuk hal yang lain," kata dr Horberg.

Walau begitu, ada juga kondisi lain yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi ini, seperti diabetes. Kadang juga wanita tanpa riwayat penyakit apapun juga bisa terkena.

Sariawan terjadi karena adanya peradangan, dan respons alamiah tubuh terhadap infeksi virus terutama HIV adalah dengan munculnya peradangan. Akan tetapi, pada umumnya sariawan muncul karena alasan-alasan yang biasa seperti stres, alergi makanan atau bahkan perubahan hormon.

"Pada stadium akhir, HIV yang tidak tertangani dapat menyebatkan berat badan turun drastis. Di mana massa otot dan lemak yang hilang, karena virus tersebut menyebabkanmu kehilangan nafsu makan dan mencegah tubuhmu untuk menyerap nurtrisi," kata dr Horberg.

Jumlah bobot yang turun beragam, namun sangat menonjol dan sering terjadi setelah beberapa waktu. dr Horberg menjelaskan lagi bahwa kondisi ini tidak terjadi pada pengidap HIV yang telah ditangani dengan baik menggunakan obat-obatan modern.

Batuk kering bahkan sering dianggap sebelah mata oleh kebanyakan orang. Namun jika berlangsung selama hampir setahun dan malah memburuk, bisa berarti gejala HIV. Apalagi kalau tidak mempan dengan obat-obatan.

"Kondisi ini bisa berlangsung selema berminggu-minggu dan tak terlihat adanya pengobatan yang ampuh. Sangat umum terjadi pada pasien HIV yang serius," kata Dr Carlos Malvestutto, MD, instruktur penyakit infeksi dan imunologi di Fakultas Kedokteran di NYU School of Medicine, kota New York, dikutip dari Health Line.

Tanda lainnya dari infeksi HIV yang sudah menginjak stadium lanjut adalah perubahan pada kuku. Misal seperti clubbing (kuku menebal dan membulat), terpisah, atau berubah warna (menjadi hitam atau cokelat).

"Seringkali ini disebabkan oleh infeksi jamur, seperti candida. Pasien dengan sistem imun yang terkuras akan lebih rentan pada infeksi jamur," kata Dr Malvestutto.

(frp/up)

Berita Terkait