Menurut CEO dari LIXIL Asia Pacific, Bijoy Mohan, beberapa penelitian menyebut jamban jongkok lebih sehat dibandingkan jamban duduk. Dan ia pun mengatakan bahwa nantinya transformasi jamban akan kembali ke jamban jongkok.
"Evolusi akan membawa orang-orang kembali ke jamban jongkok, karena jongkok lebih sehat," sebutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebab usus tidak dirancang untuk membuka sepenuhnya bilamana kita duduk atau berdiri. Bila kita duduk, maka proses keluarnya feses tadi akan menjadi semakin lama," terang Enders dalam bukunya, Darm mit Charme (Charming Bowels).
Saksikan juga video 'Nongkrong di Toilet Piala Dunia, 15 Menit Rp 12.500':
Selain itu, menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Digestive Diseases and Sciences, dibutuhkan waktu lebih lama untuk buang air besar dengan jamban duduk, sebab tubuh butuh proses untuk mendorong feses melalui sudut rectoanal. Pada posisi jongkok tidak butuh waktu lama karena sudut rectoanal telah terbentuk dengan sendirinya dan feses pun terdorong.
Hal ini sangat penting diketahui sebab posisi saat menggunakan toilet dianggap memainkan peran besar sebagai faktor risiko beberapa penyakit seperti sembelit, wasir dan radang usus buntu.
Ketika ditanya mengenai evolusi yang kemungkinan nantinya jamban duduk akan kembali lagi ke jongkok, Presiden Director LIXIL Water Technology Indonesia, Iwan Irwanto menjawab bahwa belum ada tanda-tanda yang menunjukkan hal tersebut.
"Saya sendiri masih belum lihat tren tersebut. Memang ada penelitian seperti itu, duduk itu bukan natural terhadap manusia untuk berhajat. Tapi kan mungin karena hidup kita, diet kita, makan kita, sehingga posisi daripada jongkok itu nggak nyaman. Solusinya bagaimana dengan postur jongkok tapi tidak menekan kaki sehingga nggak kesemutan," tandasnya.
Jadi, kamu tim jamban jongkok atau jamban duduk nih?












































