"Untuk proyek ke depan PT Kalbe melalui anak perusahaan PT Bintang Toedjoe kami menyiapkan Rp 100 miliar hingga 300 miliar dalam 3 sampai 4 tahun ke depan untuk produksi produk in vitro," ungkap Vidjontius Presiden Direktur PT Kalbe Farma di Surabaya, Rabu (18/7/2018).
Sebagai tahap awal dalam mempersiapkan produk in vitro, Kalbe Farma menginvestasikan sebesar Rp 3 miliar untuk penyediaan laboratorium kultur jaringan di Universitas Surabaya. Hal ini terwujud berkat kerja sama dengan Universitas Surabaya dan Hanbang Bio (Kyung Hee University) dari Korea Selatan. Laboratorium diresmikan oleh Direktur Pengembangan Teknologi Industri, Kemristekdikti, Hotmatua Daulay.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dengan Ubaya dan Hanbang Bio, Vidjontius mengungkap pihaknya telah melakukan kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) khususnya dengan Balai Bioteknologi. Kerja sama ini terkait perbanyakan bibit menggunakan teknologi kultur jaringan secara In Vitro dan Ex Vitro pada komoditas tanaman obat jahe merah sejak pertengahan tahun 2017.
Adapun peran dari laboratorium tersebut bagi PT Bintang Toedjoe adalah untuk mengurangi ketergantungan impor melalui produksi secara mandiri menggunakan teknik produksi in vitro. Kalbe melalui PT Bintang Toedjoe diketahui melakukan impor ginseng sebanyak 50 ton per tahun sebagai bahan baku utama produk Extra Joss.
Dengan teknologi kultur jaringan, tanaman ginseng dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan klon tanaman yang sama persis dengan induknya (konsisten), mempercepat proses pematangan tanaman yang cukup signifikan, serta untuk multiplikasi jumlah tanaman tanpa memanfaatkan biji tanaman.
Selain itu dengan teknik ini juga diharapkan menghasilkan ginseng dengan kandungan bahan aktif ginsenoside yang lebih tinggi dan terstandar. (ega/up)











































