Bakar Lemak Hingga Cegah Obesitas, 5 Alasan Sarapan Harus Tinggi Protein

Bakar Lemak Hingga Cegah Obesitas, 5 Alasan Sarapan Harus Tinggi Protein

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Selasa, 14 Agu 2018 08:48 WIB
Bakar Lemak Hingga Cegah Obesitas, 5 Alasan Sarapan Harus Tinggi Protein
Lemak pada perut (Foto: Instagram)
Jakarta - Sarapan secara teratur setiap hari merupakan salah satu langkah awal memulai gaya hidup sehat. Untuk asupan saat sarapan, pakar menyarankan lebih baik mengonsumsi banyak protein daripada karbohidrat.

"Bangun tidur, tubuh berada dalam kondisi kekurangan energi setelah tidak makan selama kurang lebih 8 jam. Mengonsumsi banyak karbohidrat saat sarapan bisa mengganti energi secara cepat, namun sisa energi yang tidak digunakan lebih mudah berubah menjadi lemak," ujar Claire St John, pakar gizi klinis dari Loma Linda University, dikutip dari Healthline.

Nah, Claire menyebut ada beberapa alasan mengapa sarapan sebaiknya mengonsumsi protein. Apa saja?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenyang tahan lama

Foto: ilustrasi/thinkstock
Seperti sudah dijelaskan di atas, karbohidrat bisa dicerna lebih cepat daripada protein. Karena itu, rasa lapar juga akan lebih mudah datang, bahkan sebelum jam makan siang.

Di sisi lain, konsumsi 30 gram protein memperlambt produksi hormon ghrelin yang menyebabkan rasa lapar.

Cegah obesitas

Foto: thinkstock
Melewatkan sarapan sangat tidak disarankan. Orang yang melewatkan sarapan berisiko 4,5 kali makan lebih banyak saat makan siang.

Nah, di sisi lain, konsumsi protein 30 persen lebih banyak bisa membantu mencegah obesitas, karena nafsu makan berkurang.

Jaga kadar gula darah

Foto: shutterstock
Bagi pengidap diabetes, sarapan dengan menu karbohidrat tidak dianjurkan. Justru protein yang disarankan. Kenapa?

Sederhananya, sarapan protein dilakukan untuk menghindari lonjakan kenaikan kadar gula darah.

Bakar lemak

Foto: iStock
Sistem metabolisme tubuh membutuhkan kalori agar bisa menjadi energi. Dengan memperbanyak asupan protein dan mengurangi asupan karbohidrat, tubuh tak lagi mencari kalori dari nasi namun lemak.

Prinsip ini juga digunakan dalam metode diet keto. Karena tak ada karbohidrat, tubuh membakar lemak cadangan untuk dijadikan energi.

Meningkatkan performa

Foto: thinkstock
Bagi kamu yang doyan olahraga, konsumsi protein saat sarapan bisa membantu meningkatkan performa lho.

Mengonsumsi protein membantu menjaga kondisi otot, dengan mempercepat pemulihan. Protein juga membantu produksi sel tulang dan sel imun sehingga berolahraga bisa lebih maksimal.
Halaman 2 dari 6
Seperti sudah dijelaskan di atas, karbohidrat bisa dicerna lebih cepat daripada protein. Karena itu, rasa lapar juga akan lebih mudah datang, bahkan sebelum jam makan siang.

Di sisi lain, konsumsi 30 gram protein memperlambt produksi hormon ghrelin yang menyebabkan rasa lapar.

Melewatkan sarapan sangat tidak disarankan. Orang yang melewatkan sarapan berisiko 4,5 kali makan lebih banyak saat makan siang.

Nah, di sisi lain, konsumsi protein 30 persen lebih banyak bisa membantu mencegah obesitas, karena nafsu makan berkurang.

Bagi pengidap diabetes, sarapan dengan menu karbohidrat tidak dianjurkan. Justru protein yang disarankan. Kenapa?

Sederhananya, sarapan protein dilakukan untuk menghindari lonjakan kenaikan kadar gula darah.

Sistem metabolisme tubuh membutuhkan kalori agar bisa menjadi energi. Dengan memperbanyak asupan protein dan mengurangi asupan karbohidrat, tubuh tak lagi mencari kalori dari nasi namun lemak.

Prinsip ini juga digunakan dalam metode diet keto. Karena tak ada karbohidrat, tubuh membakar lemak cadangan untuk dijadikan energi.

Bagi kamu yang doyan olahraga, konsumsi protein saat sarapan bisa membantu meningkatkan performa lho.

Mengonsumsi protein membantu menjaga kondisi otot, dengan mempercepat pemulihan. Protein juga membantu produksi sel tulang dan sel imun sehingga berolahraga bisa lebih maksimal.

(mrs/up)

Berita Terkait