Resep jamu yang mendapat paten telah terbukti kebenaran khasiatnya melalui serangkaian uji. Angka tersebut mengindikasikan, kurang dari satu persen dari 6 ribu resep jamu yang berhasil diuji secara keilmuan. "Tak mudah membuktikan kebenaran resep jamu dari sekitar dua ribu jenis tanaman," kata Kepala Balitbangkes Siswanto, Jumat (24/8).
Siswanto mengatakan, pembuktian satu resep perlu waktu minimal lima tahun. Dalam kurun waktu tersebut, resep melalui uji klinis dan non klinis untuk mengetahui komposisi aslinya. Uji klinis dilakukan pada manusia sedangkan non klinis pada subyek riset, misal hewan.
Baca juga: Kencur, Jurus Sehat Menkes |
Resep jamu Indonesia umumnya diperoleh secara turun temurun dalam masyarakat. Orang Indonesia terbiasa minum jamu sesuai resep atau memodifikasi sesuai keperluan. Saking terbiasanya, tak pernah terpikir jika resep tersebut bisa diakui pihak lain tanpa paten.
Meski sulit, saat ini proses paten dan saintifikasi jamu terus berlanjut. Jamu yang sudah dipatenkan tak sekadar menjaga, tapi juga mengobati penyakit. Tentunya penyakit tersebut tak terlalu kompleks, misal gangguan lambung (dispepsia), hipertensi, asam urat dan radang sendi.











































