5 Fakta Kecanduan Seks, Kondisi yang Bikin Mel B Masuk Rehabilitasi

5 Fakta Kecanduan Seks, Kondisi yang Bikin Mel B Masuk Rehabilitasi

Christantio Utama - detikHealth
Selasa, 28 Agu 2018 16:30 WIB
5 Fakta Kecanduan Seks, Kondisi yang Bikin Mel B Masuk Rehabilitasi
Mel B masuk rehabilitasi karena kecanduan seks. Foto: Getty Images
Jakarta - Penyanyi wanita Mel B atau Melanie Brown yang kita kenal sebagai mantan personil grup Spice Girl terpaksa harus melakukan rehabilitasi karena kecanduan seks.

Melakukan hal yang menyenangkan memang baik untuk tubuh kita guna melepaskan rasa stres karena pekerjaan. Namun segala sesuatu yang kita lakukan secara berlebihan memang tidak baik, termasuk seks.



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini adalah 5 hal yang perlu kamu ketahui mengenai kecanduan seks.

Gangguan psikologis

Foto: ilustrasi/thinkstock
Ketagihan dalam melakukan seks merupakan hal yang cukup umum dilakukan bagi orang-orang yang mengalami gangguan psikologis seperti Bipolar dan Borderline Personality Disorder.

Kedua gangguan psikologis tersebut seringkali membuat pribadi seseorang menjadi berubah secara drastis dan berujung pada keinginan seks yang berlebihan.

Masa kecil yang bermasalah

Foto: Getty Images
Orang yang memiliki masalah ketika masih kecil seperti kekerasan seksual bisa berdampak pada dirinya ketika sudah dewasa. Salah satunya kecanduan seks.

Mereka melakukan aktivitas seks secara berlebihan untuk melampiaskan atau menutupi rasa trauma yang pernah dialami ketika mengalami kekerasan.

Mengalami hambatan intelektual

Foto: Getty Images
Seseorang yang mengalami hambatan dari sisi intelektual akan mengalami kesulitan untuk mengekspresikan perasaannya kepada orang di sekitarnya.

Karena keterbatasannya tersebut, orang yang mengalami hambatan intelektual cenderung melampiaskannya dengan melakukan aktivitas seks.

Belum diakui dalam literatur

Foto: Ari Saputra
Walaupun dalam kenyataannya hal tersebut terjadi, namun kecanduan seks ternyata belum diakui secara formal sebagai salah satu bentuk kecanduan dalam literatur medis.

Banyak pakar kesehatan sepakat jika kecanduan seksual itu nyata dan menyusahkan. Eksistensi hal ini juga sudah terlihat dari berbagai studi yang dilakukan.

Dapat meredakan nyeri

Foto: Thinkstock
Beberapa orang melakukan aktivitas seks untuk meredakan nyeri yang dialami. Dan khasiat dari hal tersebut memang cukup terbukti dapat meredakan rasa nyeri.

Bahkan terdapat seks terapis yang menggunakan kebiasaan ini untuk meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi kecemasan. Walaupun efek yang dihasilkan hanya sementara saja.
Halaman 2 dari 6
Ketagihan dalam melakukan seks merupakan hal yang cukup umum dilakukan bagi orang-orang yang mengalami gangguan psikologis seperti Bipolar dan Borderline Personality Disorder.

Kedua gangguan psikologis tersebut seringkali membuat pribadi seseorang menjadi berubah secara drastis dan berujung pada keinginan seks yang berlebihan.

Orang yang memiliki masalah ketika masih kecil seperti kekerasan seksual bisa berdampak pada dirinya ketika sudah dewasa. Salah satunya kecanduan seks.

Mereka melakukan aktivitas seks secara berlebihan untuk melampiaskan atau menutupi rasa trauma yang pernah dialami ketika mengalami kekerasan.

Seseorang yang mengalami hambatan dari sisi intelektual akan mengalami kesulitan untuk mengekspresikan perasaannya kepada orang di sekitarnya.

Karena keterbatasannya tersebut, orang yang mengalami hambatan intelektual cenderung melampiaskannya dengan melakukan aktivitas seks.

Walaupun dalam kenyataannya hal tersebut terjadi, namun kecanduan seks ternyata belum diakui secara formal sebagai salah satu bentuk kecanduan dalam literatur medis.

Banyak pakar kesehatan sepakat jika kecanduan seksual itu nyata dan menyusahkan. Eksistensi hal ini juga sudah terlihat dari berbagai studi yang dilakukan.

Beberapa orang melakukan aktivitas seks untuk meredakan nyeri yang dialami. Dan khasiat dari hal tersebut memang cukup terbukti dapat meredakan rasa nyeri.

Bahkan terdapat seks terapis yang menggunakan kebiasaan ini untuk meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi kecemasan. Walaupun efek yang dihasilkan hanya sementara saja.

(Christantio Utama/up)

Berita Terkait