Dalam laporan tahun 2017, peningkatan tersebut setara dengan 2,3 juta kasus baru. Bila dibandingkan dengan laporan serupa tahun 2013, total kasus infeksi seksual selalu naik tajam. Hal ini mengindikasikan adanya strain penyakit yang tak bisa diobati. "Kondisi kita mundur daripada beberapa tahun sebelumnya," kata Direktur CDC's National Center for HIV-AIDS, Viral Hepatitis, STD and TB Prevention Jonathan Memin, dikutip dari Fox News.
Dalam laporan yang dibacakan dalam 2018 STD Prevention Conference, infeksi chlamydia masih menjadi yang paling sering terjadi. Hampir 50 persen kasus baru ditemukan pada perempuan usia 15 hingga 24 tahun. Diagnosa serangan syphilis pada tingkat pertama dan kedua meningkat menjadi 76 persen. Laporan juga memuat peningkatan jumlah kasus gonorrhea menjadi 67 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan ini menegaskan perlunya pembaruan sistem untuk mengidentifikasi, mengobati, dan mencegah penularan penyakit menular seksual. Saat ini CDC menggunakan antibiotik dengan efektivitas lebih baik untuk mengobati gonorrhea. CDC berharap upaya tersebut bisa menekan penyebaran penyakit, sekaligus memperkuat upaya deteksi dan pencegahan resistensi.
Saksikan juga video 'Kemenkes Gelar Simulasi Penanganan Penyakit Menular':
(up/up)











































